Program Tol Laut, Ditjen Hubla Apresiasi Pemda Sulawesi dan Maluku
Rabu, 27 Maret 2019, 14:34 WIBBisnisnews.id – Dirjen Perhubungan Laut R.Agus H Purnomo mengatakan, Pemda di Sulawesi dan Maluku cukup kooperatif dalam membantu program tol laut.
Dukungan Pemda itu, kata Dirjen Agus, telah mempercepat pertumbuhan perekonomian masyarakat pada sejumlah wilayah terisolir di Sulawesi dan Maluku.
“Dengan adanya tiga unit kapal tol laut Kendhaga Nusantara yang melintasi wilayah Sulawesi, mampu dimanfaatkan dengan baik oleh Pemda setempat. Para Bupati satu sama lain mulai memanfaatkan kapal-kapal tersebut untuk melakukan perdagangan antar Kabupaten,” ujar Dirjen Agus di Saumlaki, Rabu (27/3/2019)
Begitupun dengan kapal tol laut yang beroperasi di wilayah Maluku disambut baik oleh jajaran Pemda setempat, termasuk di wilayah Saumlaki, Kepulauan Tanimbar.
“Pelabuhan Saumlaki yang disinggahi oleh kapal tol laut KM. Mentari Persada (trayek T-9) memiliki peran penting dalam roda perekonomian masyarakat di Kabupaten Kepulauan Tanimbar,” kata Dirjen Agus.
Dirjen Agus menyebutkan, selain kapal tol laut, pelabuhan yang memiliki total panjang dermaga 240 meter ini juga disinggahi oleh kapal Pelni yakni KM. Sirimau, KM. Leuser dan KM. Pangrango serta kapal swasta KM. Meratus.
“Transportasi laut menjadi transportasi utama di wilayah ini. Oleh karenanya pada tahun 2019 Pemerintah menyelenggarakan angkutan perintis di mana sebanyak 17 kapal perintis menyinggahi Pelabuhan Saumlaki, termasuk kapal perintis yang berasal dari Pangkalan Ambon, Tual dan Kupang,” imbuhnya.
Dia juga meyakini bahwa program tol laut tak akan berjalan dengan optimal tanpa adanya dukungan, sinergi, dan kolaborasi dari seluruh pemangku kepentingan terkait, termasuk dari Pemerintah Daerah untuk bersama-sama mensukseskan program tol laut.
Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Capt. WIsnu Handoko juga memandang begitu pentingnya peran Pemda dalam mensukseskan program tol laut.
“Memang sudah seharusnya Pemda aktif memanfaatkan tol laut, mulai dengan pengawasan distribusi barang pokok dan penting serta pemantauan harga, hingga melakukan konsolidasi pengiriman hasil industri daerah guna meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya,” jelas Wisnu.
Misalnya kapal tol laut yang melintasi di Teluk Tomini, Sulawesi Tengah pada awalnya hanya mengangkut beras sebagai komoditi unggulan dari Parigi Moutong yang dikirim ke Pelabuhan Bitung. Akan tetapi seiring dengan berjalannya waktu, mulai terlihat adanya muatan balik dari Bitung ke Pelabuhan Tinombo berupa semen dan air mineral.
“Untuk terus meningkatkan peran tol laut tersebut maka Pemda Parigi Moutong telah melakukan upaya-upaya serius yaitu dengan melakukan kerjasama dengan Pemda Bitung melalui Nota Kesepahaman (MoU) antara kedua daerah,” kata Wisnu.
Kedua belah pihak sepakat untuk memanfaatkan keberadaan tol laut sebagai sarana transportasi logistik. Adapun kesepakan tersebut meliputi kerjasama di bidang perdagangan, pertanian, perkebunan, perikanan dan produk manufaktur lainnya yang dibutuhkan karena sebenarnya banyak sekali potensi yang bisa diperdagangkan oleh kedua belah pihak seperti kopra, jagung, ikan tuna, ikan bandeng dan komoditas lainnya.
Lebih lanjut Wisnu menjelaskan bahwa program tol laut yang sudah berjalan selama 4 (tahun) ini sudah dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, di antaranya dapat menjamin ketersediaan bahan kebutuhan pokok dan barang penting di wilayah tertinggal, terpencil, terluar dan perbatasan.(*/jam)