PTDI Bangkit, Teken Serangkaian Kolaborasi Pengembangan Pesawat CN235-220 dan NC212i
Jumat, 20 September 2024, 09:40 WIBBISNISNEWS.id - PT Dirgantara Indonesia (PTDI) manfaatkan peluang pasar pada Bali International Airshow 2024 dengan melakukan serangkaian kolaborasi kepada sejumlah mitra global untuk produk pesawat eksisting, CN235-220 dan NC212i
Salah satu potensi pasar yang disasar adalah pengadaan pesawat CN235-220 Maritime Patrol Aircraft dan Anti-Submarine Warfare (MPA/ASW) untuk Philippine Navy.
Terobosan pasar ini dilakukan sebagai tindaklanjuti hasil pertemuan Presiden RI, Joko Widodo dengan Menteri Pertahanan Filipina, Gilberto Eduardo Gerardo C. Teodoro Jr. pada Januari 2024 lalu.
PTDI dalam keterangan tertulisnya menyebutkan, untuk memenuhi kebutuhan Philippine Navy, berupa moda transportasi berbasis Advanced Air Mobility (AAM), menggandeng SCYTALYS. Yakni, perusahaan pengembangan software dan integrasi sistem terkemuka yang berkantor di Yunani, Amerika Serikat dan Singapura.
Disebutkan, SCYTALYS sangat antusias meningkatkan peran pesawat CN235 sebagai solusi serbaguna dan efisien dari segi biaya, memenuhi kebutuhan yang terus berkembang.
Terutama untuk platform multi-role surveillance, patroli maritim, serta pencarian dan penyelamatan (SAR).
Presiden SCYTALYS, Dimitris Karantzavelos menjelaskan pihaknya memiliki sistem MIMS (Mission Information & Management System) Airborne. Yakni, sistem misi yang canggih, modular yang dapat dikombinasikan dengan CN235 dari PTDI.
Dalam kerjasama itu (PTDI dan SCYTALYS ) bukan hanya untuk untuk memenuhi kebutuhan Philippine Navy tetapi juga untuk melayani permintaan MPA/ASW dari negara-negara lain.
Direktur Utama PTDI, Gita Amperiawan menjelaskan kerjasama ini sudah sesuai dengan misi perseroan dalam memaksimalkan produk lesawat CN235.
" Kami memaksimalkan upaya untuk menjadikan produk pesawat CN235 menjadi lebih kompetitif, sehingga dapat mendorong peningkatan kontrak ekspor baru," jelas Gita.
Pada tahun 2023 lalu PTDI dan DND Philippines teken kontrak pengadaan enam unit pesawat NC212i beserta suku cadangnya. Pengadaan ini merupakan kelanjutan dari pengadaan dua unit sebelumnya di tahun 2014, yang mengindikasikan bahwa produk PTDI secara kualitas dapat diterima oleh pelanggan.
Dalam keterangan tertulisnya, PTDI mengklaim, produk pesawat NC212i dan pengembangannya merupakan satu-satunya di dunia. PTDI juga memastikan peningkatan kualitas dan kepuasan pelanggan/user terhadap produk yang dihasilkan.
Untuk mendukung pemenuhan kontrak baru dari DND Philippines tersebut, pada hari pertama Bali International Airshow 2024 (18/09) PTDI dan Honeywell sepakati pembelian sebanyak enam set mesin turboprop tipe TPE331 untuk mendukung pesawat NC212i produksi PTDI yang kemudian akan dioperasikan Philippine Air Force.
Keberadaan Honeywell dalam menyediakan mesin turboprop tipe TPE331 sejak tahun 2007 mendorong pesawat NC212i memiliki kemampuan take off lebih cepat, serta efisien saat menjelajah dan menjadikan pesawat NC212i kompetitif di pasar.
Disebutkan DND Philippine adalah pelanggan loyal terhadap pesawat NC212i.
Saat ini PTDI juga telah menapaki babak barunya dalam produksi pesawat NC212i dengan baling-baling baru buatan MT Propeller, Jerman, yakni MTV-27 yang telah disertifikasi oleh EASA.
Penggunaan MTV-27 pada NC212i telah teruji compatible dengan engine terpasang, yaitu Honeywell TPE331, yang kemudian dapat menghasilkan noise dan vibrasi yang rendah pada operasi pesawat.
Pengembangan pesawat NC212i dengan MT Propeller telah dimulai sejak bulan Agustus 2023, yaitu pada pesawat NC212i produksi PTDI yang ke-123 untuk pelanggan Kementerian Pertahanan RI/TNI AU.
PTDI sebagai sentra pengembangan produk aerospace generasi baru
Kesadaran akan pentingnya moda transportasi masa depan pesawat terbang e-VTOL berbasis Advanced Air Mobility (AAM) dengan teknologi terkini mendorong PTDI untuk mengambil perannya sebagai sentra pengembangan produk aerospace yang terbuka dan dapat diakses oleh perusahaan-perusahaan start-up yang berinisiatif mengembangkan produk aerospace generasi baru.
Hal ini dilatarbelakangi oleh posisi PTDI yang merupakan satu-satunya pabrikan/OEM pesawat terbang di Indonesia yang sudah memiliki resources lengkap di industri dirgantara, yang dapat mendukung untuk merealisasikan pengembangan, manufaktur, hingga komersialisasi pesawat AAM.
Pada hari kedua Bali International Airshow (19/09), Direktur Utama PTDI, Gita Amperiawan menyaksikan penandatanganan Letter of Intent (LoI) antara PT Vela Prima Nusantara (Vela), salah satu partner PTDI dalam pengembangan pesawat AAM, dengan PT Sayap Garuda Indah (SGI Air Bali) untuk kolaborasi pengembangan produk Vela Alpha sampai dengan keberhasilan perolehan sertifikasi oleh otoritas penerbangan terkait, dalam hal ini Direktorat Kelaikudaraan & Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) Kementerian Perhubungan RI, yang kemudian akan berlanjut kesepakatannya hingga pembelian unit Vela Alpha yang akan dioperasikan untuk mendukung sektor pariwisata, maupun penerbangan transfer.
Selanjutnya Vela dan PTDI juga sepakati Framework Agreement untuk kerja sama dalam rekayasa, pengembangan dan produksi pesawat Vela Alpha.
Vela Alpha merupakan Lift & Cruise Aircraft dengan kapasitas empat penumpang untuk VIP transport dan kapasitas enam penumpang untuk economy transport. Disini Vela membawa sub-scale aircraft skala 1:3 yang dipamerkan di Bali International Airshow 2024.
Direktur Teknologi Vela, Rejeki Simanjorang menjelaskan, berikutnya Vela akan membangun pesawat technology demonstrator berskala 1:1 dengan target selesai pembangunan di akhir tahun 2025.
" Kedua pesawat tersebut adalah langkah Vela sebelum masuk tahap certification prototype aircraft, " ujar Rejeki.
Di samping kerjasamanya dengan Vela, PTDI juga menjalin kolaborasi dengan start-up lainnya, yaitu PT Intercrus Aero Indonesia (Intercrus) untuk bersama-sama mengembangkan, mensertifikasi, memanufaktur dan komersialisasi produk multicopter berbasis AAM yang bernama Intercrus Sola dengan kapasitas tiga penumpang untuk memenuhi kebutuhan mobility transport. Pada kesempatan hari ini (19/09), PTDI dan Intercrus mengumumkan kerja samanya yang ditandai dengan penadatanganan Framework Agreement tentang kerja sama kegiatan preliminary design, feasibility study & full-scale prototype development Intercrus Sola, sebagai tindak lanjut dari kesepakatan MoU sebelumnya terkait kerja sama pengembangan, sertifikasi, manufaktur dan komersialisasi Intercrus Sola yang telah ditandatangani pada Juni 2024.
Direktur Niaga, Teknologi & Pengembangan PTDI, Moh Arif Faisal menambahkan, kerja sama PTDI dengan masing-masing partner start-up tersebut merupakan bentuk komitmen PTDI dalam mewujudkan visi transportasi udara masa depan yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
“Ini adalah produk inovasi yang diciptakan oleh generasi muda yang harus kita dukung, dan PTDI bersedia menjadi fasilitator dengan lembaga Pemerintah, akademisi dan beberapa industri terkait, untuk memastikan bahwa setiap aspek industrialisasi teknologi AAM ini dapat diterima dan diintegrasikan secara efektif dalam ekosistem aviasi yang ada, berlanjut sampai komersialisasi dan dioptimalkan pemanfaatannya oleh masyarakat Indonesia, kata Faisal. (*/Syam)