Ramp Check, Gaya Jonan Menyelamatkan Pemudik Dan Operator
Sabtu, 16 Juli 2016, 07:42 WIB
Sriwijaya Group Berikan Apresiasi.
Bisnisnews.id - Program ramp check yang diusung seluruh direktorat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) rupanya menguntungkan operator dan masyarakat. Terlebih ketika menghadapi arus mudik dan balik lebaran 2016, dimana program itu bukan hanya dilakukan secara acak tapi menyeluruh. Armada yang dinilai tidak memenuhi persyaratan langsung digroundead sampai adanya perbaikan atau melengkapi kekurangan.
Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan, Sugihardjo bahkan menyatakan uji kelaikan atau ramp check pada seluruh moda transportasi yang menjadi kewenangan Kemenhub, terbukti ampuh menurunkan kecelakaan pada musim mudik dan balik Lebaran. Target utamanya zero accident, minimal para pemudik dapat berangkat dengan nyaman, selamat sampai tujuan.
Menhub Ignatius Jonan menegaskan, lebih baik tidak berangkat daripada tidak selamat. "Lebaran tahun ini, kami melakukan ramp check untuk seluruh moda, jadi bukan lagi sampling, melainkan keseluruhan. Ini dimulai dari tanggal 6 Juni sampai dengan 24 Juni", jelasnya.
Keampuhan program ramp check itu, juga diakui operator angkutan. Selain membantu manajemen juga melindungi perusahaan dari kebangkrutan. Kecelakaan fatal yang dialami operator transportasi menjadi ancaman kebangkrutan. Terlebih dialami perusahaan transportasi padat modal seperti penerbangan.
Kehadiran negara lewat inspektorat melakukan ramp check sangat diperlukan, dan patut disyukuri, karena toleransi sedikit saja terhadap ancaman keselamatan, sangat berbahaya. Bukan saja bag penumpang tapi juga perusahaannya akan terancam bangkrut.
Walau bangkrut itu bukan sepenuhnya akibat kecelakaan, tapi sejak tahun 2005 sudah cukup banyak airlines merah putih berguguran, sebut saja seperti Batavia Air, Bouraq Airlines, Jatayu Airlines, Indonesia Airlines, Adam Air, Sempati, Merpati, Mandala. Di Bali yang juga ikut terjungkal ialah Bali Air Paradise. Dari jumlah itu, sebelum gulung tikar sebagian diawali mengalami kecelakaan.
Berkaca dari sejarah itu, sangat wajar kalau operator penerbangan swasta merasa terbantu kehadiran Negara lewat ram pcheck. Seperti yang dilakukan manajemen Sriwijaya Air Group yang telah memberikan apresiasinya kepada Kementerian Perhubungan {Kemenhub) atas jasanya telah melakukan pemeriksaan pesawat (ramp check) pada saat menjelang hingga musim mudik Lebaran 2016.
Senior Manager Corporate
Communication Agus Soejono menyebutkan Ramp check tersebut berdampak baik pada
pelaksanaan extra flight yang dilakukan oleh Sriwijaya Air dan NAM Air. " Jadi
kemarin Sriwijaya melayani hajatan terbesarnya Indonesia untuk mengantarkan
para penumpang untuk mudik. Kami juga mengapresiasi support Kementerian
Perhubungan, sehingga pelayanan extra flight yang kami berikan terselenggara
dengan baik, " ucap Agus Soejono.
Menurut Agus yang juga pernah berkiprah di Merpati Air itu, berharap ramp check
yang dilakukan Kemenhub jangan hanya pada saat musim Lebaran. Namun juga
dilakukan saat penerbangan reguler.
Sikap yang dilakukan
manajemen Sriwijaya Air ini harusnya juga ditiru operator penerbangan lain,
termasuk juga operator moda transportasi jalan raya dan kapal laut. Karena dalam
lima tahun terakhir ini, operator yang secara terbuka mengucapkan terimakasih
kepada regulator yang melakukan ramp check baru Sriwijaya.
Apresiasi juga disampaikan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Suprasetyo
kepada Inspektur pesawat yang tidak mengenal lelah terus bekerja dan memeriksa keselamatan
penerbangan di pesawat sampai hari ini. " Saya sampaikan terima kasih atas
upaya, fokus dan semangat para Inspektur untuk memastikan keselamatan penerbangan
di musim Lebaran tahun 2016, " jelasnya.
SIKAP TEGAS
Sebenarnya yang dibutuhkan adalah ketegasan dan kemauan regulator mewakili Negara untuk mengawal masyarakatnya yang akan melakukan perjalanan. Jangan sampai masyarakat teriak prustasi saat menghadapi kepungan maut, seperti peristiwa Pejagan-Brebes Timur (puncak arus mudik), negara yang diwakili petugas medis, petugas tol benar-benar tidak hadir menolong pemudik dikurung kemacetan, sehingga akhirnya mereka pasrah saat raga merenggang nyawa dipenghujung Ramadhan, menuju kampung halaman.
Menegakan peraturan
memanng pahit, tapi itu obat mujarab menyelamatkan masyarakat dari ancaman maut
dan operator angkutan dari kebangkrutan. Kalau kata Menteri Jonan; lebih baik
tidak berangkat daripada tidak selamat. Kalimat sederhana itu sebenarnya jauh lebih baik jadi pegangan seluruh
petugas inspektorat di lapangan, ketimbang mimpi buruk dikemudian hari.