Ribut Satu Dekade, Faksi Palestina Tandatangani Kesepakatan Rekonsiliasi
Jumat, 13 Oktober 2017, 00:21 WIBBisnisnews.id - Faksi-faksi Palestina yang saling bersaing, Hamas dan Fatah menandatangani kesepakatan pada hari Kamis 12 Oktober untuk mengakhiri perpecahan satu dekade. Perundingan yang dimediasi oleh Mesir di Kairo ini disebut presiden Mahmud Abbas sebagai kesepakatan final.
Berdasarkan kesepakatan tersebut, Otoritas Palestina yang berbasis di Tepi Barat akan mengontrol penuh Jalur Gaza yang dikuasai Hamas pada 1 Desember, menurut pernyataan dari pemerintah Mesir.
Abbas menyambut baik kesepakatan tersebut dan mengatakan bahwa menganggapnya sebagai kesepakatan akhir untuk mengakhiri perpecahan, meskipun masih banyak rincian yang harus diselesaikan.
Kesepakatan ditandatangani di Kairo oleh wakil ketua Hamas yang baru, Salah al-Aruri dan Azzam al-Ahmad, kepala delegasi Fatah di markas dinas intelijen Mesir.
Perayaan berlangsung di Jalur Gaza setelah pengumuman kesepakatan tersebut, dengan warga melambaikan bendera Mesir, Palestina, Fatah dan Hamas.
Dalam reaksi pertamanya, seorang pejabat pemerintah Israel mengatakan bahwa Hamas harus melucuti senjata dan mengakui Israel di bawah kesepakatan tersebut.
"Israel akan mempelajari perkembangan di lapangan dan akan bertindak secara sesuai," kata pejabat tersebut tanpa menyebut nama.
Negosiasi sekarang diperkirakan akan membentuk sebuah pemerintahan persatuan, dengan berbagai gerakan politik Palestina diundang ke pertemuan lain di Kairo pada tanggal 21 November.
Seorang pejabat dari gerakan Fatah Abbas mengatakan bahwa presiden Palestina berencana untuk segera melakukan kunjungan pertama ke Jalur Gaza sebagai bagian dari upaya persatuan.
Sanksi yang diambil oleh Abbas terhadap Gaza yang dikuasai Hamas juga akan segera dicabut, kata pejabat Fatah.
Dari AFP, kesepakatan tersebut mencakup 3.000 anggota polisi Otoritas Palestina yang berbasis di Tepi Barat yang pindah ke Gaza.
Namun, angka tersebut hanyalah sebagian kecil dari lebih dari 20.000 polisi yang dipekerjakan secara terpisah oleh Hamas. (marloft)