Seru, Persaingan 20 Provinsi Dalam Pekan Olahraga Tradisional Nasional V
Selasa, 10 Oktober 2017, 23:58 WIBBisnisnews.id - Jangan remehkan olahraga tradisional yang menyebar di seluruh Tanah Air. Bila dikemas secara apik maka pertandingan olahraga tradional menjadi menarik, seru dan menegangkan. Inilah yang tersaji dalam Pekan Olahraga Tradional Nasional V yang berlangsung di Lapangan Sport Centre, Bengkulu, Selasa (10/10/2017).
Lebih dari 500 peserta yang mewakili 15 provinsi bersaing menjadi yang terbaik dalam empat cabang olahraga tradisional yaitu sumpitan, egrang, hadang dan terompah panjang. Keseriusan daerah-daerah mempersiapkan timnya membuat persaingan dalam setiap pertandingan berlangsung atraktif. Apalagi ada drama kegembiraan dari pemenang dan kekecewaan bahkan kesedihan bagi yang kalah.
Dalam perlombaan terompah panjang terlihat bagaimana lima pemain secara kompak bisa melaju dengan cepat. Kejar-kejaran tim yang berlaga mampu menyita penonton untuk bersorak. Sedangkan di cabang sumpitan, penonton dibuat terkagum-kagum oleh kemampuan peserta meniup sumpit tepat ke target. Kemudian di cabang hadang peserta menunjukkan kelincahan dan kecerdikan menahan lawan.
“Olaharaga tradional ini merupakan olahraga kita yang ada di semua daerah. Hanya namanya yang berbeda-beda. Kementrian Pemuda Dan Olahraga menata, terus menggerakkan dan melestarikan olahraga tradional. Kalau perlu terus kita kawal,” ujar Deputi III Pemberdayaan Olahraga Kemenpora Dr Raden Isnanta, MPd saat berdialog dengan para peserta.
Isnanta yang hadir terlambat karena penerbangannya dari Jakarta beberapa kali mengalami penundaan itu menegaskan dalam olahraga tradisional ini sangat menonjol rasa kekompakan, kebersamaan, persaudaraan dan silaturahmi. Ini sangat penting untuk mejaga rasa persatuan dan kesatuan bangsa.
Selain itu olahraga tradional Indonesia berpeluang besar untuk go international. Ini karena ada wadah pertandingan olahraga tradional dunia, Tafisa yang tahun lalu Indonesia menjadi tuan rumah. Sepak takraw menjadi contoh bagaimana olahraga tradisional yang sudah mendunia.
“Olahraga tradional Indonesia tidak kalah dengan olahraga luar negeri. Karena itu kta perlu kerja keras agar olahraga tradional ini terus berkembang. Kalau perlu dikawal terus oleh Kadispora di daerah-daerah,” ucapnya.
Dalam bagian lain, Sekretaris Deputi III Bidang Pembudayaan Olahraga Kemenpora Bambang Laksono mengemukakan, olahraga tradisional yang ada di Indonesia bisa terus hidup dan tidak punah. Harapannya, olahraga ini bisa menjadi olahraga prestasi. “Misalnya seperti silat, takraw dan tarung derajat,” tuturnya.
Dia pun mengucapkan terimakasih kepada Provinsi Bengkulu yang telah bersedia menjadi tuan rumah. Kontingen yang telah hadir diharapkan mampu menyebarkan semangat untuk memajukan olahraga tradisional tersebut. “Mudah-mudahan kedepan seluruh provinsi bisa turut mengembangkan olahraga tradisional yang ada,” ujarnya.
Pekan Olahraga Tradisional Tingkat Nasional (POTTN) V yang akan berlangsung hingga 12 Oktober itu dibuka oleh Pelaksana Tugas Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah. Dia mengapresiasi pemerintah pusat yang mempercayakan penyelenggaraan acara tingkat nasional ini di Kota Bengkulu.
Disebutkan, olahraga tradisional merupakan aset berharga yang mengandung nilai-nilai moral berupa kebersamaan, kekompakan serta hiburan dapat membentuk karakter positif bagi anak bangsa. "Karena itu, olahraga tradisional perlu terus dilestarikan dan dimainkan di sekolah dan lingkungan masyarakat," katanya.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Bengkulu Meri Sasdi mengatakan penyelenggaraan pekan olahraga tradisional itu juga sekaligus mendukung program pemerintah untuk mewujudkan tahun kunjungan wisata ke Bengkulu pada 2020 atau "Visit Wonderful Bengkulu 2020". “Event ini sangat membantu untuk mempromosikan program Wonderful Bengkulu dan Visit Bengkulu 2020,” ujarnya.
Dia menerangkan olahraga sumpitan dikhususkan untuk putra berusia 18-35 tahun. Dimana masing-masing tim terdiri dari 3 orang akan bergantian meniupkan anak panah yang ada di dalam sumpitan.
Olahraga hadang juga dilakukan beregu dengan jumlah anggota 5 pemain inti dan 2 cadangan. Olahraga yang memiliki nama lain gobak tersebut dikhususkan untuk putri berusia 14-18 tahun.
Untuk olahraga egrang, sambungnya, juga digelar secara beregu. Dimana tiap regu beranggotakan 5orang. Olahraga ini akan diikuti oleh putra berusia 14-18 tahun.
Sedangkan olahraga terompah panjang dikhusukan untuk putri berusia 14-18 tahun,” jelasnya.
Dia menambahkan setidaknya 502 peserta yang hadir untuk mengikuti kegiatan ini. Peserta berasal dari 15 provinsi di Indonesia yaitu Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Riau, Jambi, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan dan Bengkulu sebagai tuan rumah. (Gungde Ariwangsa)