Siapkan 2,68 miliar Dolar AS, Pertamina Garap Potensi Panas Bumi di Indonesia
Selasa, 12 November 2019, 11:56 WIBBisnisNews.id -- Direktur Hulu Pertamina, Dharmawan H Samsu mengungkapkan pihaknya akan memaksimalkan penggunaan energi bersih melalui pengembangan panas bumi memenuhi kebutuhan serta keberlangsungan suplai energi nasional. Pertamina siapkan dana 2,68 miliar Dolar AS untuk pengembangan wilayah kerja panas bumi yang ada di Indonesia.
Melalui anak perusahaan Pertamina, Pertamina Geothermal Energi (PGE), kini mulai menggapar potensi panas bumi di berbagai daerah menjadi listrik atau PLTP. Kini, PGE telah menggarap potensi panas bumi menjadi listrik/ PLTP seperti di PLTP Drajat, Jawa Bara, PLTP Kamojang Sulawesi
"Indonesia memiliki 40% dari potensi panas bumi di dunia atau setara 29 ribu MW. Namun, saat ini baru sekitar 6% dari potensinya di Indonesia yang telah digarap," kata Direktur Hulu Pertamina Dahramawan H Syamsu di Jakarta, Selasa (12/11/2019).
Untuk itu, lanjut dia, melalui rencana jangka panjang 2021 sampai dengan 2026, Pertamina melalui anak usahanya PT PGE akan mengucurkan investasi sebesar 2,68 miliar Dolar AS untuk pengembangan wilayah kerja yang ada.
PGE, menurut Dharmawan, juga akan menggarap 2 wilayah kerja baru sehingga kapasitas terpasang own operation PLTP akan melesat hampir 2 kali lipat dari 672 MW menjadi 1.112 MW. Dengan demikian PGE optimis dapat meningkatkan cadangan menjadi 2.175 MW dan produksi listrik menjadi 7.455 GWh.
“Sebagai BUMN, Pertamina memiliki peran strategis untuk keberlangsungan suplai energi nasional. Salah satunya dengan terus berupaya menjamin ketersediaan energi baik dari sumber minyak dan gas bumi, maupun pengembangan sumber energi baru terbarukan,” kata Dharmawan lagi.
Seperti diketahui, saat ini PGE sudah menggarap beberapa wilayah kerja panas bumi menjadi listrik. Mereka tu antara lain PLTP Drajat, Jawa Barat, PLTP Dieng Jawa Tengah, PLTP Kamojang Sulawesi Utara dan lainnya.
Menurut Dharmawan, dari total kapasitas terpasang saat ini, pemanfaatan energi panas bumi tersebut berpotensi dapat menerangi 1.344.000 rumah. Jumlah itu bisa menghemat cadangan devisa migas sekitar 31.785 BOEPD serta pengurangan emisi sebesar 3,4 ton CO2 per tahun.
Selain turut mengembangkan infrastruktur, memelihara lingkungan hidup, dan memberdayakan masyarakat di wilayah operasinya, pengembangan panas bumi yang dilakukan oleh PGE juga memberikan kontribusi kepada penerimaan negara sebesar 34% dari net operating income PGE.
Selanjutnya, PGE juga berkontribusi langsung kepada penerimaan daerah melalui pemberian bonus produksi yang ditransfer langsung ke kas daerah sebesar 1% dari pendapatan kotor untuk penjualan uap dan 0,5% dari pendapatan kotor untuk penjualan listrik.
“Kami akan terus meningkatkan produksi dan mengupayakan potensi panas bumi yang melimpah di Indonesia untuk mewujudkan ketahanan energi nasional di masa depan,” jelas Dharmawan.
Dia juga menjelaskan, sebagai BUMN yang mengembang tugas mengelola energi nasional, Pertamina berharap panas bumi menjadi andalan masa depan energi Indonesia. Menurutnya, panas bumi memiliki banyak keunggulan, yakni tidak menyebabkan pencemaran, tidak menghasilkan emisi karbon, dan tidak menghasilkan gas cairan atau material beracun lain.
“Uap air bertekanan tinggi yang dihasilkan dari eksploitasi panas bumi menjadi sumber energi untuk menggerakkan turbin penghasil tenaga listrik dan tidak menyebabkan pencemaran,” pungkas dia.(helmi)