Sidang Pleno IMO Setujui Usulan Indonesia Soal Reformasi Dewan
Sabtu, 20 Juli 2019, 12:45 WIBBisnisnews.id - Sidang Dewan Internasional Maritime Organization (IMO) ke 122 terkait pembahasan agenda reformasi Anggota Dewan seperti diusulkan pemerintah Indonesia berakhir dengan sejumlah keputusan.
Seperti merekomendasikan kepada Majelis (Assembly) IMO terkait perluasan komposisi dewan IMO menjadi 52 negara anggota dan perpanjangan masa keanggotaan Dewan IMO menjadi empat tahun sekali.
Sebagai anggota Dewan IMO periode 2018-2019, Indonesia telah hadir dalam Sidang tersebht dan sangat berkepentingan membahas agenda seperti yang telah diusulkan.
Pimpinan delegasi Indonesia yang juga Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Arif Toha pada sidang Dewan (Council) IMO ke 122 di London, Inggris Sabtu (20/7/2019)
mengatakan, tiga agenda yang menjadi fokus perhatian Indonesia.
Yaitu, Strategy, Planning dan Reform, khususnya di sub-agenda reform dimana Dewan telah menyetujui laporan Working Group yang menyetujui untuk merekomendasikan kepada Majelis, perluasan komposisi Dewan menjadi 52 anggota dimana saat ini ada 40 anggota dan juga menyetujui untuk merekomendasikan kepada Majelis perpanjangan masa anggota Dewan menjadi 4 (empat) tahun dimana saat ini keanggotaan Dewan IMO adalah dua tahun.
"Sidang juga menyetujui untuk merekomendasikan kepada Majelis sebanyak 12 kursi akan dialokasikan masing-masing pada kategori (a) dan (b) dan 28 kursi untuk kategori (c). Adapun komposisi saat ini adalah 10 kursi pada kategori (a) dan (b) serta 20 kursi untuk kategori (c) dimana Indonesia tercatat sebagai anggota Dewan IMO kategori (c) periode 2018-2019," ujar Arif.
Menurut Arif, sidang Dewan IMO ke-122 dilaksanakan secara pleno dan secara keseluruhan membahas 21 agenda. Beberapa hal hasil keputusan Sidang Dewan ke-122 terhadap agenda rutin yang perlu menjadi perhatian Pemerintah Indonesia dan memerlukan tindak lanjut diantaranya adalah meminta anggota Dewan untuk menyampaikan proposal di Sidang Dewan ke-124 mengenai rencana masa depan organisasi menghadapi revolusi Industri 4.0 dan era disruption dan membahas lebih lanjut proposal aplikasi e-voting mengenai mekanisme pemilihan di organisasi ke sidang Dewan ke-124.
Pada sidang ini, juga diputuskan tema “Sustainable Shipping for Sustainable Planet” akan menjadi tema IMO untuk 2020, yang juga merupakan tema dari World Maritime Day 2020.
Pada kesempatan tersebut, Delegasi Indonesia 1menyampaikan apresiasi kepada Sekretariat IMO atas hasil audit positif terhadap laporan keuangan TA 2018, dan mendorong Sekretariat agar melaksanakan sepenuhnya rekomendasi audit tepat waktu.
"Indonesia juga menyampaikan kepada forum bahwa Pemerintah Indonesia cq. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan akan menjadi tuan rumah pertemuan Cooperation Forum ke-12 dalam kerangka Co-operative Mechanism on Safety of Navigation and Environmental Protection in the Straits of Malacca and Singapore yang dijadwalkan pada tanggal 30 September-1 Oktober 2019 di Semarang, Jawa Tengah," terang Arif.
Di sela-sela sidang Dewan IMO, delegasi Indonesia melakukan pertemuan dengan Head, Resources Mobilization and Partnerships Technical Cooperation untuk membahas rencana MoU antara Kementerian Perhubungan dengan IMO dalam kerangka Integrated Technical Cooperation Program (ITCP). Tujuan dari pelaksanaan MOU tersebut adalah meningkatkan peran Indonesia sebagai anggota Dewan IMO tidak hanya terbatas penyelenggaraan kegiatan (training, workshop, seminar) namun dengan cakupan aspek yang lebih luas seperti pengiriman expert/ tenaga ahli dari Indonesia untuk berpartisipasi pada kegiatan-kegiatan ITCP baik di dalam maupun di luar negeri.
"Sebagai tindak lanjut dari rencana pelaksanaan MoU antara Kementerian Perhubungan dengan IMO dalam kerangka ITCP, Kementerian Perhubungan akan melaksanakan rapat dengan melibatkan Kementerian Luar Negeri dan K/L terkait untuk membahas draft MoU yang telah disampaikan oleh Pihak IMO," tutu Arif. (Syam S)