Singapura Kembangkan ATC Drone Untuk Integrasi Di Perkotaan
Sabtu, 31 Desember 2016, 13:11 WIBBisnisnews.id - Singapura mengambil satu langkah awal lewat pengembangan sebuah sistem kontrol lalu lintas udara (ATC) untuk drone di wilayah udara Singapura. Sistem ini meliputi penunjukan zona take off dan landing, geofencing dan pembentuk stasiun koordinasi.
Dalam waktu dekat, langit akan dipenuhi dengan drone yang melakukan survei, pemotretan dan mengirimkan berbagai barang. NASA sendiri telah menguji sistem manajemen lalu lintas drone, dan universitas di Kanada dan Australia juga telah mengusulkan sistem yang dapat mengintegrasikan drone ke wilayah udara perkotaan.
Singapura melalui Nanyang Technology University (NTU) sedang mempelajari bagaimana sistem ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan Singapura dan kawasan Asia Pasifik pada umumnya.
" Di NTU, kami telah mengembangkan teknologi yang layak seperti konvoi drone, formasi terbang dan logistik. Dan sekarang, beberapa konsep baru akan diuji dan dikembangkan untuk tujuan lalu lintas drone yang aman dan efisien di wilayah udara perkotaan kita, " kata Profesor Low Kin Huat, peneliti utama NTU untuk proyek ATC drone kepada New Atlas.
Sistem ini akan terdiri dari penunjukan zona take off dan landing, dan sekalinya di udara, drone akan diarahkan untuk terbang di sepanjang koridor kasat mata yang ditentukan.
Lokasi sensitif, seperti bandara dan pembangkit listrik, bisa melakukan mengirim pesan lokasi (geofencing) untuk mencegah drone mengambil jalan pintas yang berpotensi bahaya.
Stasiun koordinasi dapat dibentuk untuk memantau dan menyesuaikan lalu lintas udara, memastikan drone terbang di jalur seharusnya dengan kecepatan tepat dan jarak yang aman satu sama lain.
Tantangan yang lebih besar dalam mendirikan sistem seperti ini mungkin masalah hukum dan keamanan. Untuk membantu implementasi peraturan, tim NTU menggunakan berbagai skenario komputer untuk menentukan rute paling aman, efisien, ketinggian terbang dan prosedur darurat.
" Kami juga akan mengusulkan standar keamanan, misalnya bagaimana ketinggian drone harus terbang, seberapa jauh mereka harus terbang di atas gedung, menimbang masalah privasi dan hukum, dan menyarankan anjuran tindakan selama kontinjensi," kata Mohamed Faisal Bin Mohamed Salleh, Deputi Direktur Institut Riset Manajemen Lalu Lintas Udara.
Tahap konsep dan simulasi yang akan memakan waktu empat tahun ini diperkirakan selesai akhir 2017, dan pengujian sistem ATC drone akan dimulai tahun 2016. (marloft/syam)