Strategi AP II Menjadikan Bandara Kualanamu Sebagai Hub Internasional
Senin, 10 Februari 2020, 17:22 WIBBisnisNews.id - PT Angkasa Pura II (Persero) - AP II, galang mitra strategis untuk mendorong Bandara Internasional Kualanamu di Deli Sedang Sumatera Utara sebagai hub internasional wilayah barat Indonesia.
Bandara bintang 4 dari Skytrax ini nantinya menjadi pesaing kuat Singapore Changi Airport dan Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur - Malaysia.
Artinya, calon mitra strategis yang nantinya terpilih mengembangkan bandara Kualanamu kemungkinan berasal dari Eropa, Asia Timur dan Asia Barat Kendati saat ini tercatat ada 30 calon mitra strategis yang telah mengajukan proposal tertarik ingin melakukan pengembangan dari berbagai negara.
President Director PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengungkapkan, mitra strategis yang nantinya dipilih, bukan sekadar memiliki kemampuan financial tapi juga jaringan penerbangan yang bisa mendatangkan penumpang atau traffic internasional.
Saat ini rasio traffic domestik dan internasional di bandara Internasional Kualanamu masih belum seimbang atau hanya 11 persen dari total jumlah penumpang.
Mitra strategis ini, kata Awaludin yang nantinya diharapkan mampu mendongkrak traffic internasional di atas 45 persen.
" Setidaknya kita mau di angka 40 persen traffic internasional. Kalau sekarang ini kan masih sangat jauh dari yang diharapkan," kata Awaludin, Senin (10/2/2020) di kantornya.
Bandara internasional Kualanamu sangat trategis sebagai hub internasional. Selain itu, pengembangannya lebih mudah, diantaranya area lahan yang cukup luas atau sekitar 200 hektar, dan yang sudah terpakai saat ini baru 70 hektar.
Traffic penumpang di terminal Kualanamu saat ini tercatat 9 juta per tahun atau telah melebihi kapasitas terpasang sebesar 8 juta penumpang.
"Kualanamu adalah bandara pertama di Indonesia yang memiliki akses angkutan massal berbasis rel (KA Bandara), dari kota Medan ke Kualanamu, namun traffic internasionalnya masih rendah," tuturnya.
Karena itu, kata Awaludin, mitra strategis yang terpilih, diwajibkan menggandeng mitranya dari maskapai internasional. Dengan demikian, upaya mewujudkan traffic internasional akan terwujud.
Bersama mitra strategisnya nanti, AP II akan fokus pada dua aspek. Yakni, sisi darat dan udara. Pada sisi darat, akan dilakukan pengembangan gedung terminal penumpang dari 8 juta menjadi 16 juta penumpang per tahun.
Kedua adalah sisi udara. Salah satu yang memungkinkan dilakukan ialah penambahan landasan pacu atau run way. Namun, sisi udara tersebut, bukan bagian yang paling diutamakan, dan itu tahapan yang kemudian harus disepakati dengan mitra.
"Katakanlah ketika sudah capai kondisi traffic tertentu. Seperti penambahan luasan apron dan sebagainya sudah disepakati sesuai SOP kebandarudaraan. Tapi yang lebih prioritas adalah sisi darat. Yakni penambahan kapasitas gedung terminal. Sekarang kapasita 8 juta akan kita double jadi 15-16 juta," tuturnya.
Terkait prime time pengembangan bandara yang diperkirakan menyedot investasi 2 - 3 triliun rupiah itu, menurut Awaludin akan disesuaikan dengan modal kerja ( Capex ).
"Jadi mitra strategis masuk, mulai beroperasi, baru rencana persiapan untuk pembangunannya. Kita harapkan dua tahun dari closing transaction, penambahan kapasitas sudah terjadi," kata Awaludin.
Penawaran
AP II menargetkan penyampaian dokumen penawaran dari calon mitra strategis pada Akhir Juni 2020. Sedangkan amandemen dari Dokumen Permintaan Proposal (Request for Proposal/RfP). Amandemen Dokumen RFP yang dirilis, Senin (10/2/2020) merupakan versi pembaruan (updated) dari yang pernah diterbitkan pada 9 Juli 2019.
Awaluddin mengatakan, calon mitra strategis kemudian akan mengirimkan proposal resmi kepada perseroan dengan merujuk pada amandemen Dokumen RfP tersebut.
Ia mentargetkan, rangkaian seleksi untuk mendapat mitra strategis berkelas dunia ini tuntas pada Kuartal IV/2020.
“Sekitar 30 perusahaan sudah mengirimkan Letter of Interest (LoI) terkait dengan ketertarikan mereka untuk menjadi mitra strategis, dan pada hari ini kami merilis amandemen RfP agar mereka segera mengajukan proposal penawaran resmi.”
Sebagai informasi, terdapat 30 perusahaan yang sudah mengirimkan Letter of Interest tersebut antara lain berasal dari Asia Timur, Asia Barat, kawasan Asean hingga Eropa.
Nantinya AP II dan mitra strategis akan menjadi pemegang saham di PT Angkasa Pura Aviasi. Perusahaan inijuga akan mengelola Bandara Internasional Kualanamu dengan masa konsesi 25 tahun.
Komposisi kepemilikan saham di PT Angkasa Pura Aviasi adalah PT Angkasa Pura (minimum 51%) dan mitra strategis (maksimum 49%).
“PT Angkasa Pura II menjadi pemegang saham mayoritas di PT Angkasa Pura Aviasi sehingga memegang kendali terkait dengan berbagai rencana pengembangan dan pengelolaan Bandara Kualanamu. Kami memastikan Bandara Kualanamu akan berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi dan pariwisata di Indonesia,” jelas Awaludidn.
Setelah masa konsesi selesai, maka hak pengelolaan beserta aset yang ada akan sepenuhnya dikembalikan ke AP II.
Skema Strategic Partnership dalam pengembangan dan pengelolaan Kualanamu ini mendatangkan berbagai keuntungan bagi AP II dan Indonesia.
“Keuntungan dari Strategic Partnership ini adalah adanya Foreign Direct Investment [FDI] ke Indonesia yang terdiri dari Capex Commitment dan Upfront Payment, pengembangan aset di Kualanamu, serta pengembangan 3E yaitu Expansion the traffic, Expertise Sharing dan Equity Partnership dengan tujuan menjadikan Bandara Kualanamu sebagai internasional airport hub di kawasan Barat Indonesia” ungkapnya.
Selain itu, pembangunan Bandara Kualanamu bisa dipercepat dengan adanya alternatif pembiayaan dari mitra strategis, ditambah nanti aset yang sudah dibangun akan kembali ke AP II.
Bandara Kualanamu juga memiliki potensi sangat besar untuk dapat lebih berkontribusi terhadap perekonomian dan pariwisata di Sumatra Utara. Berbagai infrastruktur telah dioperasikan untuk mendukung Kualanamu seperti kereta bandara dan jalan tol Medan – Kualanamu – Tebing Tinggi. (Syam S)