Sudahi Mogok, Menhub Sarankan SPJICT dan Manajemen Duduk Bersama
Jumat, 04 Agustus 2017, 21:00 WIBBisnisnews.id-Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengingatkan agar Serikat Pekerja JICT dan manajemen JICT duduk bersama. Berunding cari solusi terbaik.
Menbub Budi juga mengimbau agar aksi mogok kerja disudahi dan pihak manajemen JICT harus tetap mengutamakan pelayanan jasa kepelabuhanan di tengah aksi mogok SPJICT.
"Saya mengimbau pihak manajemendan serikat pekerja JICT untuk mengutamakan jasa pelayanan kepelabuhanan agar arus ekspor impor terus berjalan,"kata Menhub Budi Jumat (4/8/2017)
Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan (OP) Kelas Utama Tanjung Priok, I Nyoman Gede Saputra memastikan arus ekspor dan impor di Pelabuhan Tanjung Priok berjalan lancar dan normal.
Menurutnga, bongkar muat kapal yang semestinya ditangani oleh PT. Jakarta International Container Terminal (JICT) sudah dialihkan ke empat terminal di wilayah Pelabuhan Tanjung Priok.
"Kami memastikan untuk hari kedua (4/8) aksi mogok kerja Serikat Pekerja (SP) JICT tidak mengganggu pelayanan jasa kepelabuhanan di Pelabuhan Tanjung Priok. Seperti yang terjadi saat ini, arus barang dan kapal tetap lancar," kata Nyoman.
Selama masa aksi mogok kerja SP JICT, Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok, New Port Container Terminal 1 (NPCT-1), Terminal MAL dan Terminal Peti Kemas Koja akan membantu pelayanan jasa kepelabuhanan.
Adapun sebanyak 20 kapal yang semestinya ditangani JICT hingga tanggal (10/8) sudah dialihkan bongkar muatnya ke terminal lain di Pelabuhan Tanjung Priok, yaitu di Terminal Koja (7 kapal), Terminal NPCT-1 (6 kapal), Terminal 3 (5 kapal), dan Terminal MAL (2 kapal).
Hari ini (4/8) NPCT-1 melayani dua kapal yaitu MV. Hommonia Berolina (800 kontainer) dan MV. Northern Democrat (800 kontainer), Terminal 3 melayani satu kapal yaitu MV. MSC. Giana (400 kontainer), TPK Koja melayani dua kapal yaitu MV. Deva 216QAN (1000 kontainer) dan MV. Cosco Aden 032N (2000 kontainer). Adapun kapal-kapal tersebut merupakan limpahan dari JICT disamping melayani jasa kepelabuhanan rutin masing-masing.
Ketua Umum Indonesian National Shipowners’ Association (INSA), Carmelita Hartoto menyatakan, bahwa dengan adanya mogok kerja JICT tentunya akan berdampak kepada mata rantai logistik nasional namun INSA mengapresiasi upaya Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan yang telah mengalihkan jasa kepelabuhanan JICT ke empat terminal internasional lainnya.
"Yang kami khawatirkan adalah terganggunya kegiatan bongkar muat dan keterlambatan arus barang. Namun yang kami khawatirkan tersebut tidak terjadi karena Kementerian Perhubungan telah melakukan langkah antisipatif yang patut diapresisasi. Tinggal dilihat saja nanti akankah terjadi keterlambatan arus barang keluar dari JICT, atau tidak," kata Carmelita.
Hal yang sama juga diutarakan Ketua Umum DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), Yukki Nugrahawan Hanafi sore tadi. Yukki mengapreasiasi solusi dari Kementerian Perhubungan dengan mengalihkan bongkar muat di JICT ke terminal internasional lainnya.
"Yang kami lihat semua bongkar muat di pelabuhan Tanjung Priok berjalan normal. Sempat ada rasa khawatir saat aksi mogok kerja SP JICT dimulai kemarin namun pupus semua setelah pelayanan jasa kepelabuhanan JICT dialihkan ke keempat terminal tersebut dan berjalan normal," kata Yukki.(Syam S)