Tangani Pencemaran Minyak di Laut, Indonesia akan Meratifikasi Konvensi OPRC
Jumat, 30 Agustus 2019, 19:57 WIBBisnisNews.id -- Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Ditjen Hubla, Ahmad mengatakan pihaknya melakukan Konsinyering Pembahasan Ratifikasi Konvensi OPRC 1990. Hal ini merupakan langkah penting sebagai bagian dari proses meratifikasi regulasi internasional. Aturan itu adalah International Convention on Oil Pollution Preparedness, Response and Co-Operation 1990 atau biasa dikenal dengan nama Konvensi OPRC.
Direktur KPLP seperti disampaikan oleh Kasubdit Penanggulangan Musibah dan Pekerjaan Bawah Air, Een Nuraini Saidah pada acara Konsinyering Pembahasan Ratifikasi Konvensi OPRC 1990, mengatakan, musibah pencemaran minyak yang terjadi di laut Indonesia dalam dekade terakhir masih sering terjadi.
"Musibah di laut ini tentunya harus mendapatkan perhatian khusus oleh pemerintah," kata Een lagi.
Hal ini, menurut Een dikarenakan dalam setiap kejadian tumpahan minyak ini sering berakibat terjadinya pencemaran perairan dan berdampak pada kerusakan lingkungan serta kerugian ekonomi yang sangat besar, bahkan seringkali musibah tumpahan minyak di laut ini kemudian mengakibatkan jatuhnya korban jiwa.
Di Indonesia sering terjadi tumpahan minyak di laut dan pantai. Kasus itu bisa terjadi karena oknum anak buah kapal (ABK) yang nakal dan sengaja membuang limbah minyak ke laut. Bisa juga kapal bocor atau terjadi kecelakaan seperti tabrakan atau lainnya di tengah laut.
Minyak Mentah di Karawang
Kasus yang paling baru dan sampai kini adalah kebocoran sumur minyak YYA-1 di perairan Karawang, Jawa Barat yang sudah sebulan berlalu dan belum tuntas sampai sekarang. Akibat tumpahan minyak mentah itu, telah mencemari laut utara Jawa, Teluk Jakarta bahkan sampai ke Tangerang, dan Cilegon, Banten.
Pihak Pertamina Hulu Energi (PHE) ana ONWJ anak perusahaannya sebagai operator migas sudah berusaha maksimal untuk menghentikan kebocoran minyak mentah, serta membersihkan pantai dan laut dari pencemaran minyak mentah ini.
Tapi samapai kini kebocoran minyak mentah itu belum sepenuhnya bisa dihentikan. PHE ONWJ sudah mengerahkan ribuan orang baik pegawai atau masyarakat bahkan expert dari AS untuk mengatasi kebocoran minyak mentah ini.(helmi)