Tarif Angkutan Udara Selama Nataru Penyumbang Tertinggi Inflasi
Rabu, 02 Januari 2019, 12:55 WIBBisnisnews.id - Meningkatnya tarif angkutan udara pada liburan Natal 2018 dan Tahun 2019 (Nataru) menjadi pemicu terjadinya inflasi Desember 2018, diikuti komoditas telur ayam ras dan daging ayam ras.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, mecatat, tigkat inflasi desember 2018 sebesar 0,62 persen atau lebih rendah dibandingkan Desember 2017 sebesar 0,71 persen. Sumbangan ninflasi terbesar erasal dari tarif angkutan udara 0,19 persen. Telur ayam ras dan daging ayam ras masing-masing menyumbang inflasi 0,09 persen dan 0,07 persen.
Kepala BPS Suhariyanto, Rabu (2/1/2019) mengatakan, komoditi lain yang mengalami inflasi ialah bawang merah, beras, tarif kereta api, ikan segar, ikan diawetkan, bayam, tomat sayur, wortel, jeruk, cabai rawit, air kemasan, rokok kretek filter, dan tarif angkutan antar kota. Sementara komoditas yang mengalami penurunan harga, antara lain cabai merah dan bawang putih.
"Tapu secara umum umum inflasi Desember 0,62 persen ini dipengaruhi oleh kenaikan tarif angkutan udara, harga telur ayam ras dan daging ayam ras. Sementara penghambat inflasinya karena harganya turun adalah harga cabai," kata Suhariyanto.
Inflasi ini sudah diprediksi, karena setiap liburan akhir tahun, termasuk Ramadhan, Lebaran, dan akhir tahun, selalu terjadi kenaikan tarif angkutan udara, terutama untuk daerah Indonesia bagian timur yang harga tiketnya melambung. Kedua, tarif kereta api juga naik, tapi kenaikannya landai, tidak setajam tarif angkutan udara.
Pada Desember 2018 terjadi inflasi sebesar 0,62 persen. Dari 82 kota, 80 kota mengalami inflasi dan dua kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kupang sebesar 2,09 persen dan terendah terjadi di Banda Aceh sebesar 0,02 persen. Sementara deflasi tertinggi terjadi di Sorong sebesar 0,15 persen dan terendah terjadi di Kendari sebesar 0,09 persen
Dengan demikian, tingkat inflasi tahun kalender (Januari–Desember) 2018 dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Desember 2018 terhadap Desember 2017) masing-masing sebesar 3,13 persen.
Komponen inti pada Desember 2018 mengalami inflasi sebesar 0,17 persen. Tingkat inflasi komponen inti tahun kalender (Januari–Desember) 2018 dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun (Desember 2018 terhadap Desember 2017) masing-masing sebesar 3,07 persen.
Pada Desember 2018 terjadi inflasi sebesar 0,62 persen. Dari 82 kota, 80 kota mengalami inflasi dan dua kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kupang sebesar 2,09 persen dan terendah terjadi di Banda Aceh sebesar 0,02 persen. Sementara deflasi tertinggi terjadi di Sorong sebesar 0,15 persen dan terendah terjadi di Kendari sebesar 0,09 persen
Dengan demikian, tingkat inflasi tahun kalender (Januari–Desember) 2018 dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Desember 2018 terhadap Desember 2017) masing-masing sebesar 3,13 persen.
Komponen inti pada Desember 2018 mengalami inflasi sebesar 0,17 persen. Tingkat inflasi komponen inti tahun kalender (Januari–Desember) 2018 dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun (Desember 2018 terhadap Desember 2017) masing-masing sebesar 3,07 persen. (Jam)