Tarif Pesawat Udara, Dirjen Polana Penuhi Undangan Ombudsman
Selasa, 26 Februari 2019, 17:21 WIBBisnisnews.id - Dirjen Perhubungan Udara Polana B. Pramesti didampingi Direktur Keamanan Penerbangan Dadun Kohar beserta para pejabat dari direktorat teknis penuhi undangan Ombudsman RI terkait penanganan tarif penumpang, kargo dan persaingan usaha penerbangan nasional.
"Hari ini kami berkunjung ke Ombudsman RI untuk memberikan penjelasan tentang upaya yang sudah dilakukan Pemerintah terkait kenaikan tarif penumpang, kargo dan persaingan usaha penerbangan. Kami berharap penjelasan ini dapat memberi pemahaman yang lebih komprehensif kepada Ombudsman dalam melaksanakan tugas dan fungsinya," ujar Polana B. Pramesti, Selasa (26/2/2019) usai melakukan pertemuan dengan komisioner Ombudsman RI, Alvin Lie dan tim.
Dalam pertemuan itu, Dirjen Polana menjelaskan pelaksanaan PM 14 tahun 2016 tentang Mekanisme Formulasi Perhitungan Tarif Batas Atas dan Batas Bawah Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri.
Dijelaskan, dalam peraturan tersebut, besaran tarif dapat dievaluasi apabila terjadi perubahan signifikan yang mempengaruhi kelangsungan kegiatan maskapai.
Perubahan tersebut meliputi perubahan terhadap harga avtur apabila telah mencapai lebih dari Rp. 9.729, per liter dalam jangka waktu tiga bulan berturut-turut. Atau perubahan terhadap harga nilai tukar rupiah dan harga komponen biaya lainnya yang menyebabkan perubahan total biaya operasi pesawat udara hingga paling sedikit 10 persen dalam jangka waktu tiga bulan berturut-turut.
Apabila terjadi perubahan, kata Dirjen Polana, maka pemerintah akan melakukan evaluasi terhadap besaran tarif atau menerapkan surcharge/tuslah.
Terkait kargo udara, sampai saat ini Direktorat Jenderal Perhubungan Udara belum melakukan pengaturan mengenai komponen biaya di dalam angkutan kargo udara. Berdasarkan Pasal 128 dan Pasal 129 UU No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan bahwa untuk tarif angkutan kargo ditetapkan berdasarkan mekanisme pasar dan kesepakatan antara pengguna jasa dan penyedia jasa angkutan
"Kami telah mengundang para operator kargo dan pihak lain yang terkait supply chain kargo untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya. Kami tidak mengatur tarifnya, kami hanya bisa mengarahkan agar proses supply chain tersebut lebih efisien. Namun prosesnya memang tidak mudah dan perlu waktu lama karena juga menyangkut institusi dan kementerian lain," lanjut Polana.
Sedangkan terkait persaingan usaha, Polana menyatakan bahwa Ditjen Hubud sebagai regulator dan pembina penerbangan nasional memberikan perlakuan yang sama terkait pengawasan dalam hal keselamatan, keamanan, pelayanan dan kepatuhan terhadap aturan yang berlaku.
Sementara itu, komisioner Ombudsman RI, Alvin Lie mengatakan,
sebelumnya, Ombudsman RI sebagai badan pengawas pelayanan publik telah mengirimkan beberapa pertanyaan secara tertulis kepada Dirjen Perhubungan Udara.
"Sebagai pengawas pelayanan publik, kami sudah mendapat keluhan dari asosiasi para pelaku bisnis kargo udara yang biayanya naik hingga 300 persen. Sedangkan dari sisi pelayanan penumpang, kami berjaga-jaga jangan sampai terjadi hal yang negatif," ujar Alvin Lie.
Menurut Alvin Lie, Ombudsman khawatir kenaikan tarif penumpang dan kargo udara ini akan mempengaruhi perekonomian. Untuk itu penjelasan dari Ditjen Hubud selaku regulator dan pembina penerbangan nasional sangat diperlukan untuk mengantisipasi hal tersebut sehingga perekonomian nasional tidak terganggu dan tetap terjaga dengan baik. (Syam S)