Tim SAR Kesulitan Mencari 28 Korban Tanah Longsor di Ponorogo
Senin, 03 April 2017, 03:49 WIBBisnisnews.id- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur terjunkan 1.655 personil SAR gabungan dari unsur TNI, Polri, Basarnas, Tagana, PMI, SKPD, NGO, relawan dan masyarakat untuk melakukan pencarian 28 korban yang tertimbun longsor di Desa Banaran, Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo.
Sampai Minggu sore (2/4/2017) Tim SAR telah menemukan 2 korban dalam kondisi meninggal dunia. Korban langsung dibawa di Pos Identifikasi, sisanya sebanyak 26 korban masih terus dilakuka pencarian.
BACA JUGA: Longsor Menimbun Para Petani Jahe di Ponorogo
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulagan Bencana (PNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, para petugas mengalami kesulitan menemukan para korban di lokasi longsor yang terjadi pada Sabtu pagi (1/4/2017) itu, selain timbunan cukup tebal juga lokasi timbunan yang penuh dengan matrial batu itu cukup luas megubur rumah-rumah warga.
Pada beberapa lokasi, ketebalan timbunan mencapai 20 meter. Selain itu juga faktor cuaca, aksesibilitas menuju lokasi, keterbatasan peralatan dan komunikasi, serta bahaya susulan longsor. Hujan deras pada Minggu siang (2/4/2017) pukul 13.30 Wib menyebabkan operasi SAR dihentikan sementara. Tujuh alat berat sudah dikerahkan di lokasi longsor.
Sementara itu 300 jiwa masih mengungsi di rumah kepala desa dan kerabat terdekat. Para pengungsi memerlukan bantuan kebutuhan dasar, seperti makanan, air bersih, pakaian, selimut, dan kebutuhan lainnya. Dari 35 KK atau 128 jiwa yang terdampak langsung, 100 jiwa berhasil menyelamatkan diri dan 28 jiwa tertimbun longsor.
Strategi pencarian dan penyelamatan korban dilakukan dengan membagi menjadi beberapa sector. Alat berat dan personil dibantu anjing pelacak dikerahkan untuk mencari korban. Dapur umum didirikan untuk memberikan bantuan kepada korban.
Sutopo menjelaskan, berdasarkan informasi, kronologi kejadian longsor ditandai oleh bunyi gemuruh pada pukul 07.30 Wib. Sebagian masyarakat terdampak menyelamatkan diri ke tempat yang lebih aman. Kemudian pada pukul 08.00 Wib bencana longsor terjadi disertai suara gemuruh menerjang 2 RT yaitu RT 02 dan 03/RW 01 yang terdiri dari 23 rumah penduduk dan ladang masyarakat dengan jumlah jiwa sekitar 50 orang, sebagian masyarakat berhasil menyelamatkan diri. 17 orang luka-luka dan dirawat di Puskesmas Pulung.
Tanda-tanda longsor sudah diketahui masyarakat sejak 20 hari yang lalu. Hujan deras menyebabkan munculnya retakan-retakan di perbukitan. Dari peta rawan longsor, Desa Banaran merupakan daerah bahaya tinggi longsor.
Sejak adanya tanda-tanda longsor masyarakat mengungsi sementara pada malam hari. Pada siang hari kembali ke rumah melakukan aktivitas sehari-hari. Jumat (31/3/2017) malam terjadi hujan lebat namun tidak terjadi longsor. Saat Minggu pagi masyarakat kembali ke rumah terjadi longsor.(Syam S)