Tragedi Lion JT-610, KSOP Kelas V Muntok Capt Muas Efendi Jadi Korban
Rabu, 31 Oktober 2018, 08:22 WIBBisnisnews.id - Kementerian Perhubungan akan memberikan penghargaan kepada Capt. Muas Efendi, Kepala kantor dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas V Muntok Bangka Barat yang ikut jadi korban tragedi jatuhnya pesawat Lion JT-610 di peairan tanjung karawang pada 29 Oktiober 2018.
Pria kelahiran Mandailing Natal 57 tahun silam itu kenal sebagai pekerja keras dan sangat loyal terhdap tugas-tigas yang embannya. Kehadirannya ke Jakarta adalah bagian dari tugas kerja sebagai KSOP.
Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Djoko Sasono mengatakan, Muas adalah satu dari 189 korban jatuhnya pesawat Lion JT-610. Dia pegawai kementerian Perhubungan yang ditugaskan sebagai Kepala KSOP Muntok.
Djoko mengatakan, Kemengerian Perhubungan atas nama pemerintah akan memberikan oeghargaan atas jasa-jasanya sebagai egabdi keoada negara di sektor kemaritiman.
Djoko Sasono didampingi sejumlah pejabat menemui keluarga dari Capt. Muas Efendi di tempat singgah para keluarga korban di Hotel Ibis, Cawang Jakarta.
"Pertama-tama kami turut berbelasungkawa dan menyampaikan duka cita mendalam atas terjadinya musibah ini. Kebetulan satu dari kami menjadi korban dalam peristiwa ini yaitu Capt. Muas Efendi. Beliau Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan Muntok, Kabupaten Bangka Barat," kata Djoko.
Djoko juga menemui istri Capt. Muas Efendi, Mardiana Harahap dan sanak keluarga lainnya.
"Yang paling penting sekarang kita adalah membantu keluarga yang kehilangan orang tercintanya untuk bisa tetap tabah dan kita beri dorongan untuk sabar," tutur Djoko.
Selain menyampaikan dukacita terhadap keluarga, Djoko berjanji akan memenuhi segala yang menjadi hak dari Capt. Muas Efendi. Termasuk memberikan pehargaan.
"Nanti kita akan lihat kembali statusnya, jika sesuai ketentuan kami tidak akan ragu memberikan penghargaan kepada yang bersangkutan," ucapnya.
Ucapan duka dan upaya memberikan peguatan kepada ara keluarga korban juga disampaikan mnteri erhubungan Budi Karya Sumadi.
Menhub berharap bahwa proses identifikasi yang dilakukan oleh Polri baik melalui sidik jari maupun melalui DNA itu berjalan dengan baik. Ia juga mengajak beberapa keluarga korban untuk melakukan tes DNA agar segera bisa dicocokkan dengan korban.
Menurut Menhub tes DNA dan sidik jari ini penting sekali untuk memberikan suatu dasar bukti bagi Jasa Raharja memberikan asuransi. Menhub juga meminta kepada Lion Air bertanggung jawab untuk memberikan fasilitas yang baik, ramah, dan memberikan suatu macam komunikasi psikologis bersama Polri agar keluarga korban bisa tetap semangat.
Lebih lanjut Menhub juga menyampaikan apresiasinya kepada Polri khususnya Rumah Sakit Kepolisian dimana sudah memberikan pelayanan yang sangat baik.
Sebelum berkunjung ke RS Polri Keramat Jati, siang harinya Menhub melakukan pemantauan via udara diduga lokasi jatuhnya pesawat Lion Air JT610 di perairan Tanjung Karawang. Menhub bertolak dari Bandara Halim Perdana Kusumah, Jakarta menggunakan helikopter dan memantau dari udara (overview) sekitar 30 menit.
Usai melakukan overview kemudian Menhub bertolak ke Pelabuhan Tanjung Priok, guna mendampingi Presiden Joko Widodo mendatangi Posko Evakuasi Terpadu Korban Pesawat Lion Air JT 610 di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.
Rombongan Presiden tiba di lokasi sekitar pukul 16.10 Wib. Presiden Jokowi didampingi Menhub langsung memantau barang-barang penumpang dan puing pesawat Lion Air JT 610 yang telah ditemukan oleh Basarnas dan tim evakuasi. Presiden meninjau lokasi tersebut selama 20 menit.
Seperti diberitakan, pesawat boeing 737-8MAX milik Lion Air dengan nomor registrasi PK-LQP sempat melakukan momunikasi dengan petugas ATC sebelum akhirnya menghilang pada tituk koordinat 05 46.15 S-107 07.16 E.
Gangguan itu diketahui beberapa saat setelah lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada pukul 06.10 WIB dan sesuai jadwal akan tiba di Pangkal Pinang pada Pukul 07.10 WIB.
Pesawat yang membawa 178 penumpang dewasa, satu penumpang anak-anak dan dua bayi dengan dua pilot dan lima awak pesawat itu sempat meminta kembali ke bamdara asal atau return to base dan akhirnya menghilang dari radar.(Syam S)