Krisis Kepercayaan, Boeing Rombak Pejabat Struktural
Kamis, 21 Maret 2019, 11:27 WIBBisnisnews.id - Kasus kecelakaan fatal produk teranyar 737-Max menjadi alasan kuat manajemen Boeing melakuan pergeseran di jajaran pejabat struktural.
Prgeseran ini dilakukan untuk mengembalikan tingkat kepercayaan masyarakat internasional terhadap Boeing, yang kini pesawatnya telah merambah ke seuruh maskapai di dunia.
Sejumlah negara di Eropa dan Kanada mengkritisi habis Boeing dan akan menyelidiki sendiri soal sistem keselamatan Boeing 737 MAX.
Upaya yang dilakukan Eropa dan Kanada ini justeru akan menambah rumit Boeing dalam mencari solusi. Ini artinya, tingkat kepercayaan negara-negara pengguna produk Boeing sudah sangat menurun.
Chief engineer di divisi Commercial Airplanes Boeing, John Hamilton ditugaskan untuk lebih fokus kepada urusan teknis.
Seperti dikutip dari Reuters, Hamilton berjanji menyelidiki secara tuntas penyebab teknis kecelakaan pesawat 737 MAX.
Lynne Hopper juga sebelumnya memimpin Test & Evaluation dalam Boeing's Engineering, Test & Technology group, telah ditunjuk sebagai wakil presiden Teknik.
"Perubahan staf diperlukan karena kami memprioritaskan peningkatan sumber daya untuk Penyelidikan," katanya.
Sepeti diberitakan, kasus kecelakaan fatal pesawat teranyar Boeing 737-Max yang menewaskan seluruh penumpang termasuk awak kabinnya pertama kali dialami Lion Air JT-610 pada Senin pagi 29 Oktober 2019 di perairan anjung Pakis Karawang.
Tragedi perairan Tanjung Pakis Karawang kembali terulang, type pesawat dan penyebabnya nyars sama, yaitu dialami Ethiopian Airlines di Addis Ababa, Minggu (10/3/2019).
Bahkan Federal Aviation Administration (FAA) mengklaim mengidentifikasi kesamaan antara kecelakaan Ethiopian Airlines di Addis Ababa, Minggu (10/3/2019), dengan kecelakaan Lion Air di Karawang, Oktober 2018.
Menteri Transportasi Ethiopia Dagmawit Moges Minggu (17/3/2019) menegaskan, merujuk pada data awal kotak hitam pesawat Ethiopian Airlines dengan nomor penerbangan 302 yang menunjukkan kesamaan dengan kecelakaan Lion Air.
FAA maupun Dagmawit Moges tidak menjelaskan lebih lanjut perihal kesamaan kecelakaan Ethiopian Airlines dan Lion Air. (*/Jam)