Transportasi Udara Menghadapi Tantangan Serius di Era Digital
Senin, 25 Februari 2019, 13:41 WIBBisnisnews.id - Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Polana B.Pramesti mengatakan dalam kurun waktu 20 tahun ke depan dunia penerbangan menghadapi tantangan besar dengan beragam teknologi dan inovasi sebagai dampak dari Internet of Things (IoT) global.
Antara lain, pesawat tanpa awak (unmanned aerial vehicle / drone), Artificial Intelligence and Robotics, cyber security, perubahan lingkungan (climate change), kota bandar udara (airport city), simplified airspace, penggunaan aplikasi pada smartphone di bandar udara dan industri penerbangan, inovasi digital pada industri kargo, revolusi low cost carrier, dan lain-lain.
Polana menyampaikan pidato tertulisnya itu di hadapan peserta Focus Group Discussion (FGD) tentang Peyusunan Rencana Strategis (Restra) tahun 2020 – 2024 di Bali yang dibacakan Sesditjen Hubud, Nur Isnin Istiartono, Senin (25/2/2019).
Dikatakan, menghadapi tantangan tersebut, regulator dan operator harus mampu mengantisipasi dan bersama-sama bersinergi memajukan dunia penerbangan.
Selain menghadapi tantangan global penerbangan, juga terdapat isu-isu strategis yang dihadapi di lingkungan penerbangan nasional. Isnin menyebutkan, di antaranya isu terkait kapasitas dan ekspansi jumlah penumpang, konektivitas dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, program jembatan udara khususnya di wilayah Papua.
Pelayanan keperintisan, optimalisasi subsidi perintis, skema pembiayaan non APBD, potensi limited consession scheme, indikasi proyek-proyek Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), pengembangan wilayah dengan dukungan infrastruktur terbangun dan kualitas infrastruktur, serta peningkatan kinerja infrastruktur logistik untuk menghadapi daya saing regional dan global.
Industri penerbangan dalam negeri saat ini terus berkembang dan mengalami pertumbuhan yang signifikan. Hal ini menunjukkan semakin pentingnya pengaturan dan pengawasan dari pemerintah.
“Saya meyakini bahwa masukan-masukan yang kami dapat dari stakeholder sangat berharga dalam menentukan perencanaan strategis transportasi udara pada lima tahun ke depan,” jelas Isnin.
FGD diikuti pejabat di lingkungan Ditjen Hubud, Otoritas Bandara Udara (OBU), Kepala Badan Litbang Kemenhub, Kapuslitbang Manajemen Transportasi Multimoda, Kepala PPSDM, Direktur Utama PT Angkasa Pura I dan II, Direktur Utama Perum LPPNPI, Ketua KNKT, maskapai, perusahaan kargo dan MRO, INACA, IAMSA, Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia, IATCA, BMKG, BNPP, BNPB, sekolah penerbangan, Masyarakat Transportasi Indonesia serta para akademisi. (Jam)