Truk Tua di Jakarta Wajib Discrap, APTRINDO : Berpotensi Terjadi Kecelakaan dan Polusi Udara
Senin, 15 September 2025, 15:17 WIB
BISNISNEWS.id - Assosisasi Pengusaha Truk Indonesia (APTRINDO) DKI Jakarta usulkan agar truk usia tua atau di atas 15 tahun segera diremajakan dan discrap, terutama yang beroperasi di Pelabuhan Utama Tanjung Priok
Alasannya, selain produktivitasnya sudah sangat rendah, menimbulkan polusi udara, penyebab kemacetan lalu lintas dan berpotensi terjadi kecelakaan.
Berdasarkan data APTRINDO, jumlah truk angkutan barang yang beroperasi di Pelabuhan Tanjung Priok tercatat sekitar 18 000 unit. Dari jumlah itu hanya sekitar lima persen yang berusia di bawah 10 tahun.
Ketua DPD APTRINDO DKI Jakarta, Darmawan Witanto mengatakan, peremajaan truk tua yang ada di Jakarta, khususnya Pelabuhan Tanjung Priok sudah sangat mendesak.
Jakarta sebagai kota global, kata Darmawan yang akrab disapa Akong, kurang elok diisi oleh armada angkutan logistik usia tua.
" Idealnya si segera diremajakan, dengan konsep Jakarta sebagai kota global, tapi angkutan barang yang wara-wiri di Jakarta usianya tua-tua," kata Akong.
Peremajaan truk tua di Jakarta, khususnya Pelabuhan Tanjung Priok, selain soal produktivitas, penurunan polusi udara dan mengurangi kemacetan serta mencegah potensi kecelakaan juga soal populasi armada.
Dikatakan, kalau tidak segera diremajakan, populasi truk di Jakarta, khususnya pelabuhan Tanjung Priok semakin tinggi, sementara area operasi dan muatan tidak bertambah, sehingga kemacetan semakin parah
Terkait peremajaan truk angkutan barang ini, APTRINDO mengajak Pemda DKI Jakarta, dengan skema penghapusan Bea Balik Nama (BBN ).
Akong mencontohkan, peremajaan yang diusulkan kepada Pemda DKI Jakarta ialah, armada tua discrape dan dokumennya dipakai untuk armada baru.
" Armada kami yang sudah tua kami langsung scrap atau dihancurkan, dokumennya atau surat-suratnya dipakai untuk kendaraan baru," ungkap Akong.
Dengan begitu, lanjut Akong, para pelaku usaha angkutan, terbantu dari beban pajak Bea Balik Nama (BBN) kendaraan.
" Intinya kami mengajak Pemda DKI Jakarta, sama-sama membenahi angkutan barang, dengan menghapus BBN. Dengan cara ini, dapat meringankan beban oara pebgusaha angkutan untuk meremajakan armadanya," jelas Akong.
Di banyak negara, utilisasi truk angkutan barang hingga 1 juta km dalam 10 tahun karena jalanan enggak ada macetnya. Beda dengan di Indonesia, utilisasinya rendah karena kondisi jalan yang sngat macet, sehingga berdasarkan data, rata-rata dalam 10 tahun jarak tempuhnya hanya sekitar 500.000 Km.
" Scrap ini juga bermanfaat untuk membatasi populasi truk, khususnya di DKI Jakarta, seperti yang beroperasi di Pelabuhan Tanjung Priok. Kalau tidak diremajakan, populasinya tak terbendung, dan tidak seimbang dengan pertumbuhan muatan," jelas Akong.
Ketua Umum DPP APTRINDO Gemilang Tarigan membenarkan rencana tersebut, bahkan dikatakan, kewajiban gubernur DKI Jakarta untuk ikut serta membersihkan truk-truk tua di Jakarta.
" Kami tengah menyusun skemanya untuk diajukan ke Pemda DKI Jakarta, terutama soal jumlah truk yang akan ditemajakan, karena ini terkait dengan bea balik nama yang kami minta untuk dihapuskan agar meringankan pengusaha truk," jelasnya.
Ditegaskan, bila usulan ini diterima, truk tua yang ada akan langsung dibesituakan alias di scrap atau dihancurkan. Misalnya, bila ada 100 unit diremajakan, maka 100 unit truk tua langsung discrap.
" Kesepakatan kami, semua truk tua yang sudah diremajakan langsung discrap, tidak boleh dikirim ke daerah," tegas Tarigan.
Scrap truk-truk tua atau di atas 15 tahun adalah solusi paling tepat mengatasi tingginya populasi truk di kota-kota besar seperti Jakarta. Selain itu, membantu pemerintah mengatasi kemacetan dan polusi udara.
Di kota-kota besar seperti Jakarta, salah satu penyebab utama terjadinya polusi udara adalah transportasi.
Kendaraan bermotor menghasilkan emisi gas berbahaya, contohnya karbon monoksida (CO) dan nitrogen dioksida (NO2). Asap yang muncul dapat menjadi polusi udara dan mencemari lingkungan.
" Meremajakan kendaraan tua, langsung scrap, adalah solusi atasi problematika di Jakarta. Mulai dari persoalan kemacetan hingga polusi udara," jelas Tarigan. (Syam)