Ujicoba Pengeboran Tanpa Rig, Pertamina Hulu Mahakam Hemat 340.000 Dolar AS
Rabu, 25 September 2019, 14:11 WIBBisnisNews.id -- PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) menguji coba menerapkan rigless di sumur produksi TN-AA371 yang berpotensi mengalami masalah kepasiran di Lapangan Tunu. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mengefisienkan biaya pengerjaan sumur-sumur produksi melalui peralihan pekerjaan, yang semula menggunakan rig menjadi pekerjaan tanpa menggunakan rig atau rigless.
"Hasilnya, PHM mampu menghemat biaya MZST–GP hingga 37 persen atau setara dengan 340.000 Dolar AS lebih murah dibandingkan dengan biaya penggunaan rig konvensional untuk operasi yang sama," kata General Manager PHM John Anis di kantornya, kemarin.
Dia mengatakan, inovasi yang dibuat oleh para engineer di PHM tersebut sangat membanggakan, karena operasi pemasangan sistem MZST-GP tanpa menggunakan rig ini baru pertama kali dilakukan di PHM.
“Kami sangat serius mengupayakan cost effectiveness dalam operasi kami melalui pengembangan berbagai inovasi, di samping terus berupaya melawan tren penurunan produksi secara alamiah di WK Mahakam," jelas John Anis.
Dan yang paling utama, kata dia, kami tidak boleh sedikit pun mengorbankan aspek keselamatan. HWU dipilih sebagai alternatif pemasangan sistem MZST–GP tanpa menggunakan rig. Pasalnya, sistem ini merupakan sebuah unit yang mandiri, portable, dan dapat dipasang pada sebagian besar kepala sumur.
Beberapa perlengkapan yang selama ini ada di rig disesuaikan untuk dipasang di HWU agar mampu mentransmisikan semua beban dorong/tarik melalui struktur yang ada di unit ke kepala sumur tanpa menggunakan sistem top drive yang biasa terdapat pada rig konvensional. "Unit HWU berukuran kecil (small footprint), ia cocok dioperasikan di lokasi yang sempit di area rawa-rawa," papar John seprti dilansir laman pertamina.com.
Sejauh ini, menurut dia, metode rigless masih terus dikembangkan dan diuji oleh tim PHM. John Anis berharap metode ini bisa berkontribusi untuk tercapainya penurunan biaya sumur hingga 40 persen untuk area rawa-rawa (swamp) Delta Mahakam dan 50 persen untuk area lepas pantai (offshore) di tahun 2020.
Teknologi MZST-GP sendiri telah diaplikasikan pada 170 sumur di Lapangan Tunu yang berpotensi mengalami masalah kepasiran namun pemasangan MZST-GP selama ini masih menggunakan rig sehingga biaya komplesi relatif lebih mahal jika dibandingkan dengan menggunakan HWU.
"Keberhasilan ini merupakan sebuah tonggak sejarah, mengingat sistem MZST-GP tergolong teknologi komplesi yang sangat kompleks dan instalasinya melibatkan banyak pihak. Dan yang terpenting, kami menemukan metode untuk mengurangi pemakaian rig sehingga signifikan memangkas biaya sumur,” tambah John Anis.
PHM Perluas Uji Coba
Berkat keberhasilan uji coba ini, PHM meneruskan studi untuk memperluas variasi kegiatan operasi pengerjaan sumur tanpa rig (rigless), di antaranya rigless workover (sedang dilaksanakan di lapangan Tunu, Tambora dan Handil, mau pun offshore) dan offline well sidetrack preparation (akan dilaksanakan dalam waktu dekat), rigless completion, dan rigless drilling.
"Masih uji coba, jadi kita hanya punya satu unit saja. Jika bisa maksimal, kita akan tambah unitnya. Yang jelas, ini adalah sebuah inovasi yang besar karena mampu menekan biaya produksi," tukas John Anis.
Para mitra PHM yang terlibat dalam uji coba ini, antara lain PT Pelayaran Roylea Marine Line sebagai pemilik barge Sea Haven, PT Elnusa Tbk sebagai pemilik anjungan HWU, PT Dowell Anadril Schlumberger sebagai pemilik barge Naga Biru yang mendukung kegiatan pemompaan dan lain-lain yang semuanya terlibat dalam suatu operasi simultan.
Jam kerja yang dihabiskan mencapai 15.600 man hours, selama 20 hari kerja, dengan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) mencapai 100 persen.(helmi)