Urgent Dibentuknya Badan Logistik, Pelaku usaha Optimis Ekonomi Akan Tumbuh 8 Persen
Selasa, 02 Juli 2024, 15:11 WIBBISNISNEWS.id - Pelaku usaha optimus, lembaga logistik nasional yang diusulkan para pelaku usaha dapat dalam satu tahun terakhir ini bukan saja mampu mendongkrak kelancaran distribusi barang, tapi berdampak luas terhadap perekonomian nasional
Ketua Umum DPP ALFI Akbar Johan mengatakan, dampaknya besar, bisa menumbuhkan perekonomian nasional di atas delapan persen.
"Usulan ini sudah kami gaungkan dan disampaikan kepada penerintah, lewat kegiatan-kegiatan bidang logistik di banyak tempat, termasuk melakukan diskusi terbatas dengan pihak pemerintah," ungkap Johan, di tengah kegiatan "Ngobrol Santai" yang digelar Indonesia Port Editoral Club, di Hotel Sunlake, Danau Sunter Selasa (2/7/2024) Jakarta.
Kegiatan yang dihadiri sejumlah pelaku usaha dan punggawa logistik tersebut, diharapkan menjadi pendorong dan kepanjangan tangan para pelaku usaha kepada pemerintah untuk mewujudkan terbentuknya satu wadah, setingkat kementerian yang bertanggungjawab langsung kepada presiden.
" Apapun itu namanya, badan, atau apapun itu, yang penting buat kami missinya, sama yakni memperlancar distribusi barang, menyelesaikan semua persoalan perdagangan, distribusi barang dalan satu pintu," ungkapnya.
Karena itulah, Johan dan sejumlah pelaku usaha yang tergabung dalam sejumlah assosiasi dan KADIN Indonesia, mendorong terwujudnya aspirasi para pelaku usaha.
"Lembaga ini sangat penting dan memiliki nilai strategis, untuk kepentingan yang lebih besar, yaitu kepentingan nasional," jelasnya
Ungkapan serupa juga disampaikan , Chaiman of FIATA Reg Asia Pasific, Yukki N Hanapi yang hadir sebagai pembicara dalam obrolan santai bertajuk " Mewujudkan Efisiensi Logistik Nasional" tersebut mengatakan, lembaga Logistik Nasional ini, menjadi satu upaya, bukan hanya menyelesaikan beragam masalah yang muncul di sektor logistik tapi mendorong pertumbuhan ekonomi nasional
" Kita harus membangun persepsi, bahwa Logistics Performance Index (LPI) kita ini berada pada level 14 persen, bukan 24 persen seperti persepsinya World Bank," ungkapnya.
Dikatakan, kalau mengacu pada world bank, pertumbuhan ekonomi Indonesia sepertinya jalan di tempat dan cenderung mundur, padahal kegiatan operasional pelabuhan di seluruh pelabuhan utama di Indonesia jauh lebih lancar ketimbang negara-negara di dunia.
Praktisi Shipping Asmary Heri mengungkapkan, secara umum, pelabuhan -pelabuhan utama lancar ketimbang pelabuhan di negara tetangga seperti Singapura yang selalu menghadapi kongesti.
" Saya melihat, pelabuhan kita lancar- lancar saja. Coba perhatikan, sekarang ini kapal yang merapat di Singapura harus antri, berhari-hari," jelasnya.(Syam)