Value Engineering Center di IPTN Bandung
Sabtu, 27 Juli 2019, 13:39 WIBBisnisnews.id -- Perbedaan jam aktivitas ekonomi di Indonesia dulu tahun 96,97 dan 98 ketika jelang dan dan dalam era survival hadapi badai krisis ekonomi asia, menjadi ujung tombak dari competitive advantage untuk peningkatan kapasitas keahlian dan brand value Engineering center di IPTN Bandung.
"Pusat rekayasa rancang bangun pesawat terbang yang berlokasi di kompleks Jln.Pajajaran Husein Sastra Negara Bandung dapat menjadi “partner in progress” dari industri dirgantara dunia," kata pakar pesawat terbang Prof. Jusman Sjafei Djamal dalam salah satu pesannya.
Melalui perbedaan waktu dan differensiasi keahlian, lanjut dia, kita dapat mengerjakan proses pembuatan three d drawing, stress analysis, airframe design dan pembuatan bill of material serta dokumen Teknik dimalam Hari ketika para engineer di Seattle pusatnya Boeing dan Toulouse Perancis pusatnya Airbus sedang istirahat tidur.
"Kita kerja mereka tidur. Kita tidur yang lain kerja. Pola value chain mata rantai nilai tambah dalam proses literasi rekayasa rancang bangun tercipta dengan baik. Program subcontract packet pekerjaan dan outsource dapat tercipta," jelas putra Aceh dan mantan Menhub era Presiden SBY itu.
Dikatakan, persfektip itu muncul jika kita memiliki mindset bahwa technology itu living organism. Sebuah jaringan sel yang hidup tumbuh berkembang. Teknologi bukan produk jadi dan barang mati.
Dalam buku karya Kevin Kelly berjudul What Technology Wants Penguin New York 2011, ia menulis kurang lebih begini ”kita selalu berfikir tentang teknologi sebagai kumpulan perangkat keras maupun lunak yang sudah siap pakai dan karenanya teknologi dependent atau bergantung pada manusia. Ia barang mati a toy mainan manusia seperti kita. Teknologi akan menuruti apa yang kita inginkan."
Akan tetapi, kata Kevin Kelly “makin saya perhatikan lebih rinci evolusi kemajuan ekonomi dari suatu bangsa sebagai sesuatu yang terkait erat dengan “a whole system of technological invention” saya jadi sadar bahwa teknologi memiliki kekuatan dahsyat dan mampu menciptakan dirinya sendiri tumbuh berkembang. Self generating power of technology. “
Kevin Kelly dalam buku itu menceritakan teknologi sebagai living organism . Semua living organism seperti sel tunggal atau jaringan sel, binatang ataupun manusia memiliki sifat alamiah Yang sama yakni “fundamental desires to survive and to grow”.
Keinginan dan tekad yang kuat untuk survive tumbuh dan berkembang. Ada dorongan alamiah untuk berkompetisi agar dapat muncul sebagai pemenang, ada mekanisme peremajaan diri dan regenerasi.
Technology wants that life wants : increasing efficiency, increasing opportunity, increasing emergence, increasing complexity, increasing diversity, increasing specialization, increasing ubiquity,increasing freedom,increasing mutualism, increasing beauty,increasing structure, increasing evolveability.
Dengan kata lain, menurut Jusman, strategic planning untuk menguasai teknologi dan mengelola kekuatan disruption dari teknologi serta pendaya gunaan nya bagi sebesar besar kemakmuran rakyat tak dapat dipandang sebelah mata.
"Perencanaan Strategis untuk memuluskan jalan agar Manusia bersumber daya iptek yang ingin kita ciptakan sebagai leading edge pertumbuhan inovasi dan ekonomi , perlu di tempatkan dalam persfektip Kevin Kelly ini."
"Technology and Man relationship as a living organism harus di kembangkan sebagai suatu Network dalam ecosystem yang pas," tandas Jusman.(helmi