Venue Akuatik Terbaik Di Asia
Selasa, 10 Oktober 2017, 00:55 WIBBisnisnews.id - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sebagai pihak pengembang yang hanya diberikan estimasi waktu sampai akhir November 2017. tampaknya dapat sedikit bernafas lega setelah overall pembangunan venue akuatik berhasil rampung 97%.
Venue aquatik yang digadang-gadang terbaik di Asia tersebut nampaknya bukan sekedar hisapan jempol saja. Kementerian PUPR berhasil membuktikan dengan membangunan 4 pool sekaligus yang terdiri dari Water Polo, Main Pool, Diving Pool dan Warming up Pool.
“Venue ini sebelumnya telah dikunjugi oleh para tehnical delegate yang datang, mereka pun mengatakan this is one of the big in asia. Mungkin hal tersebut dikarenakan venue akuatik ini memiliki 4 pool yang bisa digunakan secara bersamaan, berbeda dengan di Bukit jalil, Malaysia yang hanya menggunakan 3 pool saja. Ujar Anggoro Putro Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pengembangan Pelaksanaan Penataan Bangunan Strategi 3 Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR.
Teknologi yang digunakan tidak tanggung-tanggung, venue akuatik tersebut menggunakan layar LCD raksasa yang memiliki resolusi HD serta teknologi pemantauan kolam secara computer rise yang menjadi sebuah kemajuan dalam mencatatkan akurasi waktu yang sangat tepat.
Tidak hanya dari segi teknologi saja yang unggul, namun dalam urusan menampung penonton yang akan hadir untuk menyaksikan multi event terbesar di benua Asia tersebut meningkat, dari sebelumnya hanya dapat menampung 6000 penonton kini telah diupgrade menjadi 8000 penonton.
Untuk dapat mengoprasikan venue akuatik secara maksimal dalam jangka waktu satu bulan, Kementerian PUPR menyiapkan dana mencapai 400 hingga 500 juta rupiah untuk biaya penggunaan daya listrik super grid yang mencapai 400kv untuk disalurkan pada pengeras suara, lampu sorot dan laya LCD raksasa.
“Biaya maintanance sendiri akan ditanggung oleh kementerian PUPR sampai dimulainya Asian Games 2018 dan Asian Para Games. Setelah event tersebut selesai nantinya untuk pemeliharaan akan ditanggung oleh pengelola Gelora Bung Karno (GBK),” tutup Anggoro Putro. (Rayza Nirwan)