100 Tahun KRL Melayani Masyarakat Perkokoh Peran Sentral Transportasi Nasional
Selasa, 22 April 2025, 19:45 WIB
BISNISNEWS.id - Pada peringatan 100 tahun kereta rel listrik (KRL) , KAI Group mempertegas posisinya sebagai tulang punggung transportasi publik di Indonesia.
KRL pertama kali dioperasikan oleh Staats Spoorwegen (SS) pada 6 April 1925 untuk lintas Tanjungpriok – Meester Cornelis (Jatinegara).
Seabad kemudian, layanan Commuter Line telah tumbuh menjadi sistem transportasi andalan yang melayani lintas Jabodetabek, Yogyakarta – Palur, KA Prambanan Ekspres di Yogyakarta, serta KA lokal di wilayah Bandung dan Surabaya.
Kini, Commuter Line, telah menjadi urat nadi mobilitas masyarakat di wilayah metropolitan dan aglomerasi.
Vice President Public Relations KAI Anne Purba memgatakan, layanan ini memperkuat konektivitas antarkota serta mendukung terwujudnya kawasan perkotaan yang terintegrasi dan berorientasi lingkungan.
Momen bersejarah ini menjadi refleksi atas perjalanan panjang sekaligus bukti nyata konsistensi KAI Group dalam menghadirkan moda transportasi massal yang modern, aman, dan berwawasan lingkungan.
Sepanjang tahun 2024 Commuter Line mencatat 374,49 juta pengguna, meningkat 12,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Tren positif ini berlanjut pada kuartal I 2025, dengan 93,77 juta pelanggan.
Tak hanya di Jabodetabek, peningkatan jumlah penumpang juga tercatat di wilayah Yogyakarta (naik dari 6,45 juta menjadi 7,97 juta), Bandung Raya (dari 14,72 juta menjadi 16,16 juta), dan Surabaya (dari 13,36 juta menjadi 14,73 juta).
Untuk memperkuat sarana dan meningkatkan layanan, KAI Commuter melakukan pengadaan 16 rangkaian Commuter Line baru dan 2 rangkaian retrofit yang diproduksi oleh PT INKA (Persero). Selain itu, KAI juga merealisasikan pengadaan 11 rangkaian KRL impor dari CRRC Sifang, Tiongkok. Upaya ini sejalan dengan komitmen perusahaan dalam memperluas kapasitas dan modernisasi layanan.
KAI Group juga terus mendorong integrasi antarmoda untuk menciptakan pengalaman mobilitas yang seamless. Koneksi Commuter Line dengan LRT Jabodebek di stasiun Dukuh Atas BNI dan Cikoko, serta LRT Jabodebek dengan Kereta Cepat Jakarta–Bandung Whoosh di Halim menjadi bentuk nyata upaya mewujudkan transportasi publik yang cepat, mudah, dan terhubung.
Dalam aspek keberlanjutan, KAI telah meluncurkan fitur Carbon Footprint pada aplikasi Access by KAI guna mengedukasi masyarakat terkait jejak emisi karbon dari perjalanan mereka. Upaya pengurangan limbah plastik pun terus digalakkan melalui penyediaan water station, penggunaan alat makan berbahan kayu, serta penggantian 15.864 bantalan kayu menjadi bantalan sintetis yang lebih tahan lama dan ramah lingkungan.
Secara keseluruhan, seluruh layanan KAI Group termasuk KRL, LRT, KA Bandara, KA Printis Makassar-Parepare dan Whoosh telah melayani 115,4 juta pelanggan selama Januari hingga Maret 2025. Angka ini meningkat 8,21% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, menunjukkan bahwa transportasi berbasis rel semakin menjadi pilihan utama masyarakat untuk mobilitas harian maupun antarkota
Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo mengatakan, Commuter Line telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia.
"KAI Group senantiasa bertransformasi untuk menjawab dinamika mobilitas urban dan regional yang semakin kompleks, serta mendukung visi pembangunan nasional menuju sistem transportasi yang berkelanjutan," ungkapnya.
Sebagai bagian dari rangkaian perayaan KAI melalui anak perusahaannya KAI Commuter, menggelar Parade KRL Vintage bertajuk “100 Years of KRL: The Everlasting Urban Transport” atau “KRL, Angkutan Perkotaan Nyang Kagak Ade Matinye”.
Parade ini menampilkan evolusi sarana KRL dari masa ke masa, mulai dari rangkaian legendaris seperti KRL Tokyu 8500, ESS 3200, dan KRL Joko Kendil, hingga sarana generasi terbaru yang merepresentasikan masa depan transportasi urban.(Syam)