46% Kecelakaan di Jalan Tol Jasa Marga Libatkan Kendaraan Non Golongan I
Rabu, 20 November 2019, 06:29 WIBBisnisNews.id -- Corporate Communication & Community Development Group Head Jasa Marga Dwimawan Heru Santoso mengungkapkan sebanyak 46% kasus kecelakaan di Jalan Tol Jasa Marga melibatkan kendaraan non golongan I.
“Padahal, persentase kendaraan non golongan I hanya sekitar 8% dari jumlah keseluruhan kendaraan yang melintas di jalan tol sehingga membuat Jasa Marga perlu menggulirkan Program Defensive Driving Academy," kata Heru Santoso di Jakarta.
Program ini, lanjutnya, bersifat online dan offline. Offline seperti kegiatan sekarang ini, sedangkan online berupa kampanye melalui media sosial,” jelasnya di Isuzu Training Center, Harapan Indah, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (19/11/2019).
Baca Juga
Pada kesempatan sama, lanjut dia, Road Safety Consultant Jasa Marga Defensive Driving Academy Eko Reksodipuro menyatakan, ada tiga faktor krusial di dalam diri manusia dalam berkendara, yakni kognitif, afektif, dan sensori motorik.
“Kognitif adalah pengetahuan. Afektif berkaitan dengan sikap, resistance terhadap peraturan dan sebagainya. Terakhir adalah sensori motorik yang berkaitan dengan reflek tanpa harus berpikir. Jasa Marga tepat memberikan pelatihan ini kepada pengemudi truk karena dapat mengembangkan ketiga faktor tersebut,” tukas Heru.
Sebelumnya, investigator senior KNKT Achmad Wildan mengatakan, sedikitnya ada tiga hal yang yang menjadi pemicu kecelakaan terutama di jalan tol di Indonesia. Pertama, kecepatan melebihi batas normal. "Melaju dengan kecepatan tinggi sangat berbahaya, dan sulit mengendalikan kendaraan saat kondisi darurat," katanya menjawab BisnisNews.id.
Kedua, lanjut Wildan, adalah ngantuk atau lalai. Akibatnya, pengemudi tak bisa mengendalikan kendaraan dengan benar, bahkan celaka atau menabrak pihak lain. "Kasus inilah yang sering dialami pengemudi truk atau bus AKAP yang sudah bekerja/ mengemudi dalam waktu lama," jelas dia.
Ketiga, menurut Wildan, adalah pecah ban atau masalah teknis kendaraan lainnya. Oleh karena itu, sebelum mengemudi perlu dicek kondisi dan kelaika kendaraannya. "Apalagi jika akan bepergian jauh dan medan kurang mendukung," tegas Wildan.(helmi)