AirAsia Sangkal Tidak Memiliki Hubungan Transaksi
Senin, 23 Januari 2017, 22:47 WIB
Bisnisnews.id - LCC AirAsia Bhd (AAG) menjelaskan bahwa mereka tidak memiliki transaksi dengan produsen mesin pesawat Inggris, Rolls-Royce PLC (RR).
Serious Fraud Office (SFO) Inggris telah melaporkan AAG sebagai salah satu pihak asing yang diduga terlibat dalam kasus suap RR.
"Kami menyatakan bahwa AAG tidak bertransaksi dengan RR dan tidak memiliki pengetahuan tentang masalah apapun yang disebutkan dalam artikel," sanggah AAG di Bursa Malaysia hari ini.
Bombadier Global Express, perusahaan jet milik Caterhamjet Global Ltd (CJG), sudah melewati proses jatuh tempo dan memperoleh persetujuan transaksi, "Berdasarkan perjanjian transaksi, AAG harus untuk membuat kontribusi tahunan sebesar 3 juta dollar per tahun untuk penggunaan jet perusahaan," kata AAG.
"Kontribusi tahunan meliputi biaya bahan bakar, pemeliharaan pesawat, biaya rute, biaya pendaratan, biaya parkir, biaya ground handling dan keamanan, serta biaya imigrasi. Dan sebagai imbalannya, CJG setuju menyediakan minimal 75 jam terbang per bulan untuk eksekutif AirAsia," tambahnya.
Sebelum tahun 2015, kontrak penggunaan jet perusahaan yang mengangkut eksekutif AirAsia dan AirAsia X Bhd dilakukan melalui AirAsia Asean Ltd.
Biaya yang dikeluarkan untuk penggunaan dan pemeliharaan pesawat itu dibayar oleh perusahaan asosiasi AAG seperti Thai AirAsia dan Indonesia AirAsia, bukan AAG.
Sejak saat itu, AirAsia telah menandatangani perjanjian jual beli untuk mengakuisisi perusahaan jet yang sama dari CJG pada 21 Juni 2016, seperti yang diumumkan di Bursa Malaysia.
"Penyelesaian transaksi ini masih tertunda," tambah AirAsia kepada kantor berita Malaysia, Bernama.
Keberhasilan RR memang banyak tergantung dari pembayaran suap untuk pejabat lokal dan eksekutif penerbangan di sejumlah negara di seluruh dunia.
Sebagai contoh, kesepakatan 100 juta dollar untuk memasok mesin Trent 700 maskapai Garuda Indonesia di 1991. Garuda tadinya akan memilih mesin dari rivalnya, Pratt & Whitney, tapi ditolak oleh pemerintah dan mendukung RR.
SFO menemukan bukti korupsi RR di Indonesia antara tahun 1989 dan 1998, dimana karyawan senior RR setuju untuk membayar 2.25 juta dollar dan mobil Rolls-Royce Silver Spirit II ke perantara sebagai hadiah. Banyak media kredibel melaporkan secara luas bahwa perantara tersebut adalah anak dari keluarga penguasa orde baru. (marloft/Syam Sk)