Akhiri Krisis Qatar, Negara Arab Keluarkan 13 Permintaan
Jumat, 23 Juni 2017, 15:25 WIBBisnisnews.id - Arab Saudi dan negara-negara Arab lainnya yang telah memutuskan hubungan dengan Qatar telah mengeluarkan daftar permintaan pada Kamis (22/6/2017) untuk mengakhiri krisis tersebut. Mereka bersikeras Qatar menutup jaringan berita Al-Jazeera, mengurangi hubungan diplomatik dengan Iran dan memutuskan hubungan dengan Ikhwanul Muslimin.
Dalam daftar berisi 13 poin yang disampaikan oleh Kuwait, negara-negara tersebut juga menuntut diakhirinya kehadiran militer Turki di Qatar.
Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab dan Bahrain memutuskan hubungan dengan Qatar bulan ini karena tuduhan bahwa negara ini mendanai terorisme. Negara-negara tersebut memberi Qatar 10 hari untuk memenuhi semua tuntutan, termasuk membayar kompensasi yang tidak ditentukan jumlahnya.
Negara kaya gas itu sudah bersikeras tidak akan mau berunding, termasuk mematikan kantor berita Al-Jazeera, sampai negara-negara Arab mencabut blokade mereka. Tuntutan tersebut juga cenderung menimbulkan keberatan bahwa tetangganya mencoba mendikte urusan kedaulatan Qatari dengan menerapkan persyaratan sejauh ini.
Menurut daftar tersebut, Qatar harus menolak naturalisasi warga dari empat negara dan mengusir orang-orang yang saat ini berada di Qatar.
Mereka juga menuntut agar Qatar menyerahkan semua teroris yang diinginkan oleh keempat negara, berhenti mendanai ekstremis, dan memberikan informasi rinci tentang tokoh oposisi yang didanai Qatar.
Qatar dengan keras membantah pendanaan atau mendukung ekstremisme. Namun negara tersebut mengakui bahwa hal itu memungkinkan anggota beberapa kelompok ekstremis seperti Hamas berada di Qatar, dengan alasan bahwa dialog dengan kelompok tersebut merupakan kunci menyelesaikan konflik global.
Mereka juga menuduh Qatar mendukung al-Qaida dan ideologi kelompok Islam di seluruh Timur Tengah, bersamaan dengan Hizbullah Libanon dan cabang al-Qaida di Suriah, yang dulu dikenal sebagai Front Nusra.
Secara lebih luas, daftar tersebut menuntut agar Qatar menyelaraskan dirinya secara politis, ekonomis dan dengan Gulf Cooperation Council, sebuah klub regional yang fokus untuk melawan pengaruh Iran. Arab Saudi dan negara-negara pimpinan Sunni lainnya menuduh Qatar memiliki hubungan yang tidak tepat dengan Iran, sebuah negara yang dipimpin Syiah dan musuh regional Arab Saudi.
Dokumen tersebut mengatakan bahwa Qatar harus menutup jabatan diplomatik di Iran, menendang keluar anggota Garda Revolusi elit Iran dari Qatar, dan hanya melakukan perdagangan dengan Iran sesuai sanksi A.S. Berdasarkan kesepakatan nuklir 2015, sanksi terkait nuklir terhadap Iran telah berkurang namun sanksi lainnya tetap berlaku.
Putus hubungan dengan Iran akan sangat sulit. Qatar memiliki lapangan gas alam lepas pantai yang besar dengan Iran.
Daftar tersebut mengatakan, Qatar harus menutup siaran satelit yang berbasis di Doha dan semua afiliasinya. Hal itu mungkin berarti Qatar harus menutup jaringan bahasa Inggris Al-Jazeera.
Al-Jazeera adalah salah satu saluran Arab yang paling banyak ditonton, namun telah lama menarik kemarahan pemerintah Timur Tengah atas penayangan sudut pandang alternatif. Kritikus jaringan mengatakan Qatar mempromosikan gerakan Islam seperti Ikhwanul Muslimin yang menimbulkan ancaman populis bagi penguasa di negara-negara Arab lainnya.
Daftar tersebut juga menuntut agar Qatar menghentikan pendanaan sejumlah outlet berita lain termasuk Arabi21 dan Middle East Eye.
Dilansir dari The Associated Press, jika Qatar setuju untuk mematuhi, daftar tersebut menegaskan bahwa mereka akan diaudit sebulan sekali untuk tahun pertama, dan kemudian tiap kuartal di tahun kedua. Selama 10 tahun berikutnya, Qatar akan dipantau setiap tahun untuk kepatuhan. (marloft)