AP I Mencatat Laba Bersih Rp.147 Miliar, Traffic Penumpang 15,3 Juta, Aero Rp 1.17 T, Non Aero Rp 781 miliar.
Selasa, 13 Juni 2023, 08:08 WIBBISNISNEWS.id - PT Angkasa Pura I mengklaim, melalui program transportasi perusahaan berhasil memulihkan kinerja operasional dan keuangan pasca pandemi. Salah satu hasilnya, pada triwulan I/2023 sukses mencetak laba bersih 120 persen
Dengan keberhasilan itu, perseroan telah mengembalikan kinerja keuangannya seperti sebelum pandemi.
Dalam keterangan tertulisnya disebutkan, semangat Rebound to Win melalui empat pilar transformasi yakni business turnaround, organization and culture, financial restructuring, dan digitalisasi, Angkasa Pura I akhirnya kembali mencetak laba bersih di triwulan I 2023.
Baca Juga
Laba bersih Angkasa Pura I di tiga bulan pertama tahun ini meningkat 120 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu atau sebesar Rp 147 miliar.
Pencapaian ini didukung oleh kontribusi tingginya trafik penumpang sebesar 15,3 juta penumpang atau telah mencapai recovery rate sebesar 81% dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019 sebesar 18,9 juta penumpang.
Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi mengucapkan syukur perusahaan pelat merah yang dipimpinnya telah kembali bangkit, di tengah situasi pandemi yang membuat perusahaan mesti menelan pil pahit selama tiga tahun.
" Pencapaian pemulihan melalui pengembangan sektor pariwisata Indonesia dan konektivitas udara. Hal ini membuktikan bahwa kerja keras seluruh insan Angkasa Pura I dalam menjalankan transformasi berhasil meningkatkan kinerja operasional dan keuangan perusahaan. Karena itu, kami optimistis tren positif ini dapat terus berlanjut.”
Faik menambahkan bahwa transformasi perusahaan Rebound to Win memiliki peran penting dalam mengakselerasi recovery perusahaan. Angkasa Pura I berhasil mencatat kenaikan EBITDA di kuartal I 2023 hampir 11x lipat dari periode yang sama di tahun sebelumnya atau mencapai Rp 965 miliar. Pendapatan usaha juga meningkat 107 persen mencapai Rp 1,95 triliun di Maret 2023, yang terdiri dari pendapatan aero sebesar Rp 1,17 triliun dan pendapatan non-aero Rp 781 miliar.
Inisiatif-inisiatif transformasi melalui empat pilar telah berjalan dengan baik. Faik mencontohkan untuk pilar business turnaround, yang bertujuan meningkatkan trafik penumpang dan fasilitas yang ada di bandara, beberapa inisiatif yang dilakukan Angkasa Pura I antara lain berupa fleksibilitas slot time, joint marketing, insentif pemberian diskon landing fee kepada maskapai, hingga penguatan kerja sama dengan Emirates untuk peningkatan kapasitas wisatawan yang datang ke Indonesia dengan mendatangkan pesawat komersial terbesar dunia, Airbus A380, melalui rute Dubai-Bali-Dubai.
Kemudian inisiatif lainnya untuk meningkatkan _customer experience_ adalah look and feel di bandara, beautifikasi bandara, dan hospitality excellence standards. Lalu, peningkatan kinerja operasional dan finansial seperti terlibat dan berkoordinasi dalam acara internasional (MotoGP, G20 Summit, dan ASEAN Summit), kerja sama bisnis kargo dengan PT JAS di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali dan Bandara Juanda Surabaya, serta city pair program seperti Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali dan Bandara Internasional Yogyakarta ke Bandara Kuala Lumpur, Bandara Melbourne, Bandara Incheon Korea Selatan, dan sebagainya.
“Berbagai inisiatif transformasi yang dilakukan perusahaan, termasuk dalam menerapkan strategi marketing yang baik, menjadi faktor penting dalam meningkatkan kinerja keuangan dan operasional perusahaan. Hal ini tercermin pada peningkatan trafik penumpang hingga mencapai 57 persen dari 9,8 juta penumpang per Maret 2022 menjadi 15 juta penumpang per Maret 2023,” jelas Faik.
Peningkatan layanan penumpang melalui perbaikan _look and feel_ serta _tenant mixing_ terbukti berdampak pada peningkatan spending per pax. Selanjutnya, implementasi Manajemen Operasi Berbasis Trafik (MOT) berhasil membuat cost operation per pax menjadi lebih efisien dengan realisasi sebesar Rp 48 ribu per pax atau turun 21% dari tahun lalu.
Tak hanya itu, upaya restrukturisasi keuangan juga berhasil meningkatkan arus kas dan likuiditas. Current ratio perusahaanrasio kemampuan perusahaan untuk membayar utang jangka pendek—mengalami peningkatan dari 0,6x di triwulan I 2022 menjadi 1,2x di triwulan I tahun ini. Kinerja ini juga tidak lepas dari penguatan manajemen risiko dan monitoring kinerja melalui Enterprise Performance Management/EPM berbasis korporasi dan airport.
Perjalanan Angkasa Pura I untuk rebound to win masih panjang. Walaupun telah memperoleh laba positif di triwulan I 2023, Angkasa Pura I diharapkan mampu mengembalikan ekuitas ke posisi semula sebelum pandemi atau bahkan lebih. Selain itu, Angkasa Pura I juga masih perlu berkoordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan terkait dengan kewajiban yang perlu dipenuhi secara bertahap ke depannya.
“Hasil positif di tiga bulan pertama tahun ini memberikan momentum dan keyakinan untuk semakin gigih ke depannya. Kami menjadi paham bagaimana memaksimalkan kekuatan internal dan mengadaptasi perubahan. Karena itu, kami yakin bahwa Rebound to Win mampu mendorong Angkasa Pura I bangkit lebih cepat dari tantangan pandemi dan bisnis,” pungkas Faik. (Syam)