Australia Tolak Solusi Kasih New Zealand Untuk Pengungsi Manus
Minggu, 05 November 2017, 18:01 WIBBisnisnews.id - PM Australia Malcolm Turnbull telah menolak tawaran dari Selandia Baru untuk mengambil kembali beberapa pengungsi dari pusat penahanan Papua Nugini.
Sekitar 600 pria menolak meninggalkan sebuah pusat penahanan di pulau Manus dengan mengatakan bahwa mereka takut serangan dari penduduk setempat.
Turnbull mengatakan bahwa dia tidak akan, pada saat ini, menerima tawaran dari PM Selandia Baru Jacinda Ardern.
Dikutip dari BBC, kedua pemimpin mengadakan pembicaraan di Sydney pada hari Minggu 5 November.
Ardern mengatakan bahwa dia tidak dapat mengabaikan kemanusiaan dari apa yang sedang dihadapi oleh Australia.
Dengan kebijakan yang kontroversial, Australia menolak pencari suaka yang mencoba mencapai wilayah mereka secara tidak resmi dengan kapal. Mereka ditempatkan di kamp-kamp di Pulau Manus di Papua Nugini (PNG), dan di pulau Nauru, Pasifik.
Selandia Baru pertama mengatakan akan membawa 150 pencari suaka sejak 2013, namun tawaran tersebut telah berulang kali ditolak oleh Canberra.
Sedangkan Turnbull ingin sekali mencapai kesepakatan yang dicapai tahun lalu dengan AS, yang setuju untuk memukimkan kembali ratusan migran dari kamp-kamp di lepas pantai Australia.
Australia menutup pusat penahanan Pulau Manus pada hari Selasa (31/10/2017), menyusul keputusan pengadilan PNG bahwa pusat tersebut tidak konstitusional.
Orang-orang yang sebagian besar memiliki status pengungsi, sekarang kehilangan akses terhadap air bersih, listrik, toilet, dan persediaan makanan mereka semakin berkurang.
Mereka mulai menggali tanah untuk mencari air dan mengumpulkan hujan.
Badan pengungsi PBB mengatakan beberapa akomodasi alternatif dialokasikan untuk para pengungsi yang belum siap.
Badan hak asasi manusia dan kelompok hak asasi manusia telah memperingatkan bahwa orang-orang tersebut memiliki ketakutan yang sah atas keselamatan mereka, dan bahwa serangan terhadap pencari suaka memang telah terjadi di masa lalu di PNG.
"Saya pikir ada orang yang melihat situasi seperti itu dan melihat isu kemanusiaan dan Selandia Baru berada dalam posisi beruntung karena tidak harus berjuang seperti Australia," kata Ardern pada hari Kamis (2/11/2017). (marloft)