Bandara APT Pranoto Samarinda Tinggal Menunggu Verifikasi Sertifikat
Selasa, 10 April 2018, 19:55 WIBBisnisnews.id - Dirjen Perhubungan Udara Agus Santoso memastikan Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto di Sungai Siring Samarinda, akan menggantikan operasional Bandara Temindung.
Menurutnya, Bandara APT Pranoto sudah siap beroperasi, tinggal finalisasi verifikasi untuk mendapatkan Sertifikat Bandar Udara yang prosesnya akan diselesaikan sebelum bandara beroperasi.
Hal ini juga terkait Aeronautical Information Regulation And Control (AIRAC) Aeronautical Informations Publication (AIP) Supplement no 11/ 18 tanggal 29 Maret 2018 tentang pengoperasian Bandara APT Pranoto yang akan dimulai pukul 00.00 UTC atau pukul 08.00 WITA tanggal 24 Mei 2018.
Bandara tang dibangun sejak 2011 oleh Pemprov Kalimantan Timur termknalnya selesai 2014. Namun fungsi bandar udara belum lengkap karena belum ada bangunan sisi udara.
Diantaranya belum ada taxiway, appron, runway, pemadam kebakaran, bahkan listrikpun belum ada. Baru pada awal 2015 pembangunan bandara dilanjutkan dengan menyelesaikan sisi udara secara bertahap, kemudian tahun 2016 dilakukan penyerahan dari Gubernur Kalimantan Timur kepada Direktur Jenderal Perhubungan Udara untuk dikembangkan dan dioperasionalkan lebih lanjut.
“Sesuai pesan Presiden Joko Widodo untuk melanjutkan pembangunan infrastruktur yang mandeg demi kepentingan masyarakat sekitar, kami melakukan langkah-langkah finalisasi dan percepatan pengoperasian bandara ini," ujar Agus.
Ditjen Perhubungan Udara sejak awal tahun 2018 ini sudah melakukan beberapa kegiatan tambahan untuk memastikan standar keselamatan, keamanan dan kenyamanan pelayanan sesuai annex 14 ICAO dan Peraturan Keselamatan penerbangan Sipil part 139 tentang Aerodromes.
Beberapa kegiatan tambahan tersebut di antaranya pembuatan runway strip, landscape dan pemagaran kompleks bandara.
Pengoperasian Bandara APT Pranoto ini? ungkap Agus sangat mendesak untuk pengembangan konektivitas penerbangan di Samarinda, mengingat Bandara Temindung Samarinda Lama yang ada saat ini sudah tidak dapat dikembangkan.
Panjang landasan 1.040 m x 23 m hanya bisa melayani pesawat sekelas ATR 42 dengan restriksi khusus. Landasan tidak bisa diperpanjang karena terletak di tengah permukiman padat kota Samarinda. Selain itu kompleks Bandara Temindung juga menjadi daerah langganan banjir.
"Sebagai ibukota propinsi yang terus berkembang, Samarinda seharusnya mempunyai bandara yang representatif. Bandara APT Pranoto yang runway-nya berukuran 2.250m x 45 m ini bisa melayani pesawat sekelas Boeing B737 NG atau Airbus A320 sehingga bisa melayani penerbangan jarak dekat dan jauh untuk membangun konektivitas penerbangan," lanjutnya.
Sementara itu Kadishub Kaltim Salman Lumoindong menyatakan Provinsi Kalimantan Timur akan mengembangkan sumber daya yang tergantikan, untuk mengganti sektor pertambangan sebagai pendapatan asli daerah.
"Dulu kita mengandalkan pertambangan namun terbukti sekarang mulai habis. Sekarang kita akan ganti dengan sumber daya tergantikan seperti pariwisata. Bandara ini nantinya bisa mengantarkan wisatawan dari luar negeri ke tempat-tempat wisata eksotik seperti Derawan. (Syam S)