Begini Perjuangan Dokter dan Tenaga Medis Mencegah Covid-19 di Area Karantina Kesehatan
Minggu, 29 Maret 2020, 14:42 WIBBisnisNews.id -- Petugas medis baik dokter atau para medis tak bisa dipandang remeh, khususnya sebelum kapal asing diizinkan masuk dan sandar di pelabuhan di Indonesia. Dokter dan petugas medis adalah pihak pertama yang naik kapal asing untuk melakukan pemeriksaan kesehatan. Berikutnya diikuti petugas Syahbandar/ KSOP untuk melakukan pengecekan dokumen kapal.
"Tim menggunakan speed boat menuju wilayah karantina kapal asing untuk emamstikan kapal bersama ABK dan bawang bawaannya aman dan selamat sebelum diizinkan sandar di pelabuhan di Indonesia," kata Koordinator wilayah kerja Pelabuhan Merak dan Pelabuhan Barang pada Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Banten, dr. Budiman menceritakan pengalamannya beserta tim di lapangan.
Dia melanjutkan, dalam tim tersebut, dokter dan petugas medis harus menerjang gelombang ombak dan angin yang tidak dikatakan bersahabat. Namun, dengan niat tulus dan tanpa pamrih demi misi kemanusiaan.
Baca Juga
Tim medis yang dipimpin dr Budiman telah berjuang selama 2.5 bulan untuk memastikan pencegahan masuknya Covid-19 melalui jalur laut khususnya di Pelabuhan Ciwandan, Banten.
"Perjuangan dokter dan petugas kesehatan serta petugas Syahbandar di pelabuhan yang ada di Banten tidak pernah berhenti dalam memerangi virus Covid-19. Kami siap dan rela berkorban menghadapi situasi apapun untuk menjaga negara dari masuknya virus Covid-19," jelas dr. Budiman singkat.
Harus Meniti Tangga Monyet
Perjuangan para dokter dan tim medis bukan tanpa resiko, Setelah nenerjang ombak, bergitu sampai di kapal harus naik dengan peralatan yang minim. "Mereka tanpa ragu naik tangga "monyet" - tangga kecil dari kayu dengan pegangan tali untuk ke atas kapal guna melakukan mekanisme pemeriksaan kesehatan ABK kapal demi memastikan kapal dinyatakan bebas Covid 19 dan bisa sandar di pelabuhan," ujar dr. Budiman.
Namun demikian, jelas dr Budiman, para dokter dan petugas medis juga manusia biasa. Ada rasa takut dan khawatir karena sebagai garda depan negara paling berpotensi terpapar Covid-19.
“Hampir semua merasakan itu. Rasa takut, khawatir baik petugas laki-laki dan perempuan, itu ada. Itu sangat manusiawi. Tapi memang inilah resiko kami. Kita harus kuat, kita harus bisa sehat,” ujar dr. Budiman.
Baik dr. Budiman, dokter lain dan petugas medis di pelabuhan tetap berpegang teguh pada tugas dan fungsinya sebagai garda depan negara. Setiap hari, mereka memeriksa satu sampai lima kapal asing untuk mencegah penularan virus Covid 19. Bahkan terkadang, petugas harus bolak-balik naik kapal di area yang berbeda-beda di tengah cuaca Perairan Selat Sunda yang kerap tidak menentu. Terkadang cuaca bisa stabil namun juga tiba-tiba buruk diterjang hujan dan gelombang tinggi.
Ia mengaku, rasa khawatir di tengah menjalankan tugas memeriksa kapal asing selalu saja ada. Bahkan, ada kala rekannya sempat berucap sampai kapan perang melawan Covid-19 berakhir.
“Kita semua petugas merasakan. Tapi kita memeriksa dengan kewaspadaan penuh. Jangan sampai tertular dan menulari baik dari alat angkut, dari orang bahkan dari diri sendiri. Karena yang paling berisiko adalah kita. Dan paling pertama dan diujung tombak, adalah kita, hold quarantine,” tutur dr. Budiman yang telah bekerja 23 tahun di KKP Banten.
Meski demikian, ia selaku koordinator tidak pernah berhenti untuk menyemangati dan memberi motivasi kepada rekannya. Karena yang dijalankan adalah tugas mulia untuk menjaga keamanan negara.
Breafing sebagai Garda Terdepan
“Saya selalu melakukan breafing setiap pagi hari. Pesan saya, bagaimanapun kita garda terdepan untuk menjaga kesehatan negara, sebagai pegawai Quarantine. Dalam konsekuensi logis, harus dibarengi dengan keikhlasan dan semangat serta penugasan kerja teknis kita,” paparnya.
Meski telah memotivasi, ia sendiri mengaku, kekhawatiran itu juga datang pada dirinya bahkan keluarga. Yang selalu diingatnya, pesan dari sang istri untuk selalu berdoa dan menjalankan prosedur sebaik-baiknya dalam menjalankan tugas. “Selalu hati-hati pak. Wabah ini luar biasa, bisa menjangkiti siapa saja. Apalagi ayah yang ada di garda terdepan,” ujar ayah dua anak ini yang selalu mengingat pesan istrinya setiap berangkat kerja.
Sebagai seorang dokter, ia berpesan agar masyarakat mengikuti instruksi yang disampaikan Pemerintah. Masyarakat diimbau untuk diam dirumah, bekerja dari rumah. Biarkan petugas medis dan petugas Syahbandar di lapangan yang bekerja melawan Covid-19. Ia mengajak seluruh masyarakat di Banten untuk sama-sama melawan virus Covid-19.
“Di situasi seperti ini, masyarakat biarkan dirumah. Biar kami yang bekerja, biar kami yang bergerak. Karena kami sangat terbantu dengan masyarakat yang berada di rumah. Mohon berdoa kepada Yang Maha Kuasa, bantu kami dengan doa agar wabah ini segera berlalu dan kita dapat kembali beraktivitas seperti biasa lagi. Indonesia pasti bisa!,” tutupnya.
Sebagai informasi, Ditjen Perhubungan Laut telah melakukan sejumlah aksi terkait antisipasi penyebaran virus Corona di Indonesia melalui pelabuhan sejak pertama kali Virus Covid-19 merebak di dunia.
Tercatat, sejak itu Ditjen Perhubungan Laut bekerjasama dengan BUMN Pelabuhan dan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) memperketat pemeriksaan kesehatan penumpang dan telah menerbitkan Surat Edaran Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor SE 8 Tahun 2020.(helmi)