Benarkah Rakyat Mensubsidi Pemerintah Lewat Harga BBM ?
Selasa, 28 April 2020, 05:33 WIBBisnisNews.id -- Dikutip dari S&P Globalplatts Pertamina Impor Ron 92 atau Pertamax dengan harga 23 dolar/ barel - 28 dolar per barel. Harga BBM impor ini setara dengan Rp2.314 / liter sampai dengan Rp2.817/ liter. Lumayan besar untungnya kalau dijual di Indonesia Ron 92 atau Pertamax seharga Rp9.000 per liter.
Dikatakan pula bahwa Jumat malam, pembeli bensin terbesar di kawasan itu mengeluarkan tender, ditutup pada 24 Maret 2020, mencari total 1,2 juta barel bensin 92 RON dalam empat paket terpisah dengan berbagai ukuran untuk April 2020, menurut dokumen tender yang dilihat oleh Platts.
Pada 19 Maret, Platts menilai bensin FOB Singapura 92 RON - patokan bensin Asia paling cair - pada level terendah 18 tahun $23,07 / barel, terakhir lebih rendah pada 22 Februari 2002 pada $22,90 / barel.
Jadi dalam masa corona ini tampaknya rakyat yang tengah memberikan ^subsidi" kepada negara lewat harga minyak. Subsidi dari rakyat tersebut senilai selisih harga impor BBM impor dari Singapura dengan harga jual BBM di dalam negeri.
Memang publik tau bahwa saat ini pemerintah tidak punya uang sehingga tidak punya kemampuan menghadapi corona. Demikian juga dengam BUMN migas juga menghasapi kesulitan cash flow dan kesulitan bayar utang. Banyak piutang Pertamina masih nyangkut di kas pemerintah dan belum dibayar.
Memanfaatkan momentum minyak mentah dan BBM impor murah, Pertamina BUMN yang mengurus minyak telah melakukan kontrak pembelian BBM impor lebih banyak, menyewa beberapa tanker unruk menyimpan minyak dan BBM.
Pertamina juga menutup oeprasi kilang dalam negeri karena lebih mahal ketimbang impor, sementara harga jual minyak dalam negeri masih bagus harganya tidak berbeda dengan masa sebelum corona.
*Salamuddin Daeng, peneliti senior AEPI/ hel