Bos AirAsia Group Usulkan PSC Diturunkan dan T2 Soetta Khusus LCC
Senin, 19 Februari 2018, 22:07 WIBBisnisnews.id - CEO Air Asia Group Tony Fernandes mengusulkan agar tarif airport tax atau Passenger Service Charge (PSC) diturunkan bagi penumpang Low Cost Carrier (LCC) terkait rencananya membuka rute baru ke destinasi pariwisata prioritas .
Usulan lain yang disampaikan kepada Menteri Pariwisata Arief Yahyah dalam kunjungannya ke Kantor Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Senin (19/2/2018) ialah agar dikembangkan terminal khusus untuk pesawat LCC di terminal 2 Bandara internasional Soekarno-Hatta Cengkareng.
Dalam pertemuan itu, Tony mengatakan, usulan pengembangan terminal khusus LCC di Bandara paling sibuk di Indonesia itu, untuk memudahkan konektivitas penerbangan internasional ke penerbangan domestik.
Menurutnya, Indonesia kalah pertumbuhan maskapainya dibandingkan negara lain karena tidak memiliki strategi khusus untuk melayani penerbangan LCC. “Indonesia is loosing up because they dont have an LCC strategy right now,” kata Tony yang dalam perremuan itu dirinya didampingi Direktur Utama Air Asia Indonesia, Dendy Kurniawan.
Tony juga menjelaskan bahwa kebijakan harga yang sangat murah sebagai strategi promosi utama, “Price will drive you to have a look, Indonesia is much more than Bali," jelasnya.
Dia memberi perbandingan (benchmark) dengan Thailand yang sekarang ini membuka bandara dengan low cost terminal, karena mayoritas maskapai menggunakan pesawat wide body, low cost. Karena itu selain terminal 2 dia juga menyarankan Terminal 3 lama sebagai terminal khusus maskapai LCC.
Ide utama terminal LCC, menurut Tony, untuk memperpendek waktu transit dan memperpanjang waktu berbelanja. Hal ini diharapkan mempertinggi efektivitas waktu penerbangan sehingga bisa diperbanyak.
Sebagai benchmark bandara LCC yang baik adalah Stansted Airport, London UK. “Kita siap untuk mengeluarkan uang banyak, karena kita membuka jalur Narita - Jakarta dan responnya sangat bagus, sementara itu kita siap membuka rute penerbangan Jakarta-India,” kata Tony. Seraya menawarkan membuat keramaian di banyak bandara di Indonesia dengan contoh Bandara Bandung di mana Air Asia sebagai pionir membuka jalur internasional Kuala Lumpur-Bandung, kemudian diikuti oleh maskapai lain.
Menyikapi usulan itu, Menpar Arief Yahya mengaku mendukung dikembangkannya bandara LCC di bandara prioritas Indonesia; Cengkareng (CGK) dan Denpasar (DPS) serta pengurangan airport tax bagi penumpang LCC dalam mendorong pertumbuhan maskapai penerbangan LCC.
"Kita akan dukung pengembangan LCC di Indonesia untuk mencapai target 17 juta wisman,” kata Menpar Arief Yahya didampingi staf khusus bidang konektivitas udara, Judi Rifajantoro dan Robert Waloni.
Menurut Menpar Arief, bisnis tourism, transportation, dan telecommunication (TTT) punya DNA yang mirip dengan LCC. Sama-sama bergantung pada season (musim). TTT dan LCC akan berpengaruh saat peak dan low season. Selain itu, keduanya juga sama-sama bergantung jarak, sehingga ada zonasi.
"Selain itu, LCC dan TTT sama-sama sensitif dengan harga. Makin murah meriah, makin meledak traffic-nya. Karena penerbangan murah, maka orang jadi affordable. Harga makin terjangkau oleh masyarakat. Masyarakat juga jadi terbiasa naik pesawat. Lihat saja di Terminal 1 Soekarno Hatta, penumpangnya banyak dan antre panjang," jelas Menpar. (Syam S)