BPS Catat September 2019 Deflasi Sebesar -0,27 Persen
Selasa, 01 Oktober 2019, 11:49 WIBBisnisNews.id -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada September 2019 terjadi de?asi sebesar 0,27 persen, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 138,37. Dari 82 kota IHK, 70 kota di Indonesia yang disurvei mengalami de?asi dan 12 kota lainnya mengalami in?asi.
"De?asi tertinggi terjadi di Sibolga, Sumatera Utara sebesar 1,94 persen dengan IHK sebesar 144,61 dan terendah terjadi di Surabaya sebesar 0,02 persen dengan IHK sebesar 137,13," kata Kepala BPS Suhariyantob di Jakarta, Selasa (1/10/2019).
Menurut dia, penyebab deflasi September 2019 lalu karena penurunan harga cabe merah, bawang merah, cabe rawit dan harga ayam potong serta telur ayam ras.
Sementara itu, kata Suhariyanto, in?asi tertinggi terjadi di Meulaboh, Aceh.sebesar 0,91 persen dengan IHK sebesar 139,48. Dan inflasi terendah terjadi di Watampone dan Palopo masing-masing sebesar 0,01 persen dengan IHK masing-masing sebesar 134,97 dan 136,36.
Dikatakan, Kepala BPS de?asi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya indeks kelompok bahan makanan sebesar 1,97 persen.
"Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks, yaitu: kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,28 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,09 persen."
"Selanjutnya, kelompok sandang turun sebesar 0,72 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,32 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,47 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,01 persen," jelas Kepala BPS lagi.
Selanjutnya, papar Suhariyanto, tingkat in?asi tahun kalender (Januari–September) 2019 sebesar 2,20 persen dan tingkat in?asi tahun ke tahun (September 2019 terhadap September 2018) sebesar 3,39 persen.
Komponen inti pada September 2019, menurut BPS, mengalami in?asi sebesar 0,29 persen. Tingkat in?asi komponen inti tahun kalender (Januari–September) 2019 sebesar 2,62 persen dan tngkat in?asi komponen inti tahun ke tahun (September 2019 terhadap September 2018) sebesar 3,32 persen.(helmi)