BTN "Smart Branch" Genjot Penyaluran KPR di Jateng
Jumat, 28 September 2018, 10:14 WIBBisnisnews.id - Pertumbuhan ekonomi yang tinggi di Jateng menjadi alasan Bank BTN lebih ekspansif dengan meningkatkan layanan perbankan lewat smart branch dan menggenjot penyaluran KPR.
Bank BTN juga melaksanakan pilot project KPR BTN Mikro dengan skim Academy Business Community dan Government atau ABCG bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
ABCG adalah skema hasil kolaborasi empat pihak, tang melibatkan kalangan akademisi, dunia usaha atau bisnis, komunitas dan Pemerintah dalam mendukung pembangunan perumahan swadaya berbasis komunitas yang membutuhkan rumah tinggal.
Dirketur Utama BTN Maryono mengatakan, setidaknya ada 6 juta MBR yang harus dibantu dan belum memiliki rumah. Tangfungjawab ini bukan hanya pemerintah lusat tapi j daerah serta seluruh stakeholder terkait dan didalamnya adalah Bank BTN.
Kehadiran BTN dalam program ABCG ini merepresentasikan dunia usaha dan perbankan yang akan memfasilitasi pembiayaan lahan melalui produk KPR BTN Mikro. KPR BTN Mikro yang telah dirilis sejak 2017 lalu, adalah produk yang mengintegrasikan simpanan, pinjaman dan asuransi, penjaminan dalam skala mikro.
Sedangkan pemerintah yang diwakili oleh Ditjen Penyediaan Perumahan, dan Pemerintah Kabupaten Kendal serta Badan Pertanahan Nasional berperan menyiapkan strategi penyediaan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS). Kalangan kademisi diwakili oleh Undip dan komunitas setempat yang ditunjuk Pemkab Kendal yaitu Kelompok Swadaya Masyarakat Curugsewu Asri akan mengorganisasi komunitas, memfasilitasi pembagian kavling, sertifikasi lahan dan merancang serta melaksanakan pembangunan rumah.
Undip berperan melakukan sosialisasi, edukasi dan verifikasi MBR yang layak mendapatkan KPR BTN Mikro dengan skema ABCG serta membuat kajian terkait rumah layak yang terjangkau dan penataan lingkungan.
Maryono mengatakan,.agar bisa langsung menyentuh kelompok MBR, BTN melakukan bundling produk KPR BTN Mikro dengan program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya atau BSPS. Dengan demikian akses pembiayaan untuk memiliki lahan lebih terjangkau.
Sebagai proyek percontohan, Kendal menjadi kabupaten pertama yang mengaplikasikan KPR BTN Mikro dengan skema ABCG. KPR BTN Mikro dengan skema ABCG, lanjjt Maryono dapat diakses oleh konsumen dari kalangan MBR, dan bagi yang belum memiliki tanah maupun rumah.
MBR yang dibidik dalam skema ABCG adalah yang hidup di rumah kontrakan, di lingkungan yang tidak layak huni. Sebagian dari mereka berprofesi sebagai pekerja honorer seperti guru tidak tetap, wirausaha, pegawai swasta dan lain-lain.
Adapun syarat-syarat lainnya dari calon debitur dalam pilot project ini adalah yang berusia minimal 21 tahun, penghasilan rata-rata di bawah Upah Minimum Provinsi atau senilai Rp 2,5 juta serta belum memiliki rumah dan tanah.
MBR yang telah terverifikasi oleh Undip nantinya dapat membeli kavling di lahan seluas 1 hektar di desa Curug Sewu, Kecamatan Patehan, Kabupaten Kendal. Lahan seluas 1 hektar tersebut terbagi dalam 63 kavling, dengan luasan masing-masing 84 meter persegi dan didirikan bangunan maksimal seluas 36 meter persegi. (Hedi Suryono/Syam)