BTN Kucurkan Kredit Modal Kerja Rp 325 Miliar Ke PPRO
Jumat, 11 November 2016, 02:21 WIB
Bisnisnews.id- PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) memberikan fasilitas kredit konstruksi senilai senilai Rp325 miliar kepada PT PP Properti Tbk (PPRO) dengan jangka waktu pengembalian lima tahun.
Kredit modal kerja dengan bunga pinjaman sebesar 9,5 persen per tahun itu,menurut Direktur Consumer Banking BTN Handayani, merupakan wujud nyata perseroan dalam menciptakan sinergi BUMN. Langkah ni dinilai sangat tepat dalam menujang kinerja perusahaan.
" Ini bukan pertama kalinya BTN memberikan kredit konstruksi kepada PP Properti. Kerja sama ini wujud dari sinergi BUMN yang kami lakukan," kata Handayani, kamis (10/11/2016) usai menandatangani perjanjian kerja sama fasilitas kredit kontruksi antara BTN dengan PP Properti di Surabaya, Jawa Timur.
Dikatakan, pemberian kredit konstruksi dalam perjanjian kerja sama senilai Rp325 miliar ini akan digunakan untuk membangun proyek Apartemen Grand Sungkono Lagoon (GSL), Surabaya. Perseroan berharap PP Properti akan selalu menggandeng BTN dalam hal dukungan pendanaan untuk setiap proyek yang akan dibangun.
" Kami berharap PP Properti tidak melirik bank lain untuk kredit konstruksi atau kredit pemilikan apartemen (KPA). BTN siap mensupport dalam hal pembiayaan agar proyek PP Properti bisa berjalan lancer," jelasnya.
Kata Handayani, total kredit konstruksi yang telah disalurkan BTN ke PP Properti mencapai Rp905 miliar. Jumlah ini diyakini akan terus bertambah seiring kebutuhan pendanaan PP Properti yang semakin besar dalam melalukan ekspansi usaha di berbagai daerah.
Pemberian fasilitas kredit ini merupakan komitmen BTN sebagai bank yang fokus pada sektor perumahan. Dengan langkah ini juga diharapkan bisa menyukseskan program sejuta rumah yang dicanangkan pemerintah. Hingga September 2016, BTN sudah membiayai 467.153 unit senilai 81,96 persen dari target program sejuta rumah tahun ini yang sebanyak 570.000 unit. Dukungan BTN terhadap pembiayaan program sejuta rumah meningkat 20,23 persen pada tahun 2016, yakni dari posisi tahun 2015 yang sebanyak 474.099 unit menjadi 570.000 unit
Presiden Direktur PP Properti Taufik Hidayat menegaskan, perseroan sangat membutuhkan dukungan pembiayaan dari BTN. Hal ini agar proyek yang dilakukan PP Properti bisa berjalan dengan baik tanpa adanya penundaan.
" Masalah yang banyak terjadi pada proyek properti yang mangkrak karena tidak adanya dukungan pendanaan dari bank. Makanya kami menggandeng BTN untuk memastikan semua proyek properti yang kami bangun bisa sesuai jadwal dan tidak mengecewakan pembeli," tegasnya.
Taufik menjelaskan, pinjaman senilai Rp325 miliar dari BTN ini bakal digunakan perseroan untui membangun Tower Caspian di proyek GSL, Surabaya. Caspian merupakan tower kedua dari kawasan GSL yang memiliki konsep sustainable design.
" Pemberian fasilitas kredit ini merupakan wujud dari kepercayaan BTN terhadap perseroan yang memiliki kinerja terbaik di industri properti saat ini," kata Taufik.
Kucuran kredit modal kerja ini sendiri nantinya akan digunakan untuk kepentingan ekspansi usaha yang akan dilakukan perseroan di berbagai daerah. Seperti Surabaya, Malang dan Bandung. Tahun depan PP Properti menganggarkan dana belanja modal mencapai Rp1,6 triliun atau naik 100 persen persen dibandingkan belanja modal tahun ini yang sebesar Rp800 miliar.
Taufik mengaku sangat optimistis industri properti tahun depan akan lebih baik pertumbuhannya seiring berbagai dorongan yang terjadi. Salah satunya pertumbuhan ekonomi yang dipredeksi mencapai 5,3 pesen dan pemangkasan pajak (PPH final) dari 5 persen menjadi 2,5 persen.
PEROLEHAN LABA
Hingga akhir September 2016, BTN mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,6 triliun. Jumlah tersebut tumbuh 32,6 persen dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 1,2 triliun.
Kenaikan laba bersih BTN ini diorong tumbuhnya kredit dan pembiayaan BTN sebesar 16,9 persen dari Rp131,1 triliun pada kuartal III 2015 menjadi Rp153,8 triliun pada periode yang sama tahun ini. Dari total kredit yang disalurkan ke sektor perumahan tersebut, 34 persen atau sebesar Rp52,3 triliun disalurkan untuk KPR subsidi. Sementara sebesar Rp58,6 triliun atau sekitar 38,1 pesen disalurkan untuk KPR non subsidi. Sisanya masing-masing disalurkan untuk pembiayaan terkait perumahan sebesar Rp8,7 triliun dan kredit konstruksi sebesar Rp20,6 triliun.
Sementara
itu, untuk aset per 30 September 2016 BTN membukukan sebesar Rp197,3 triliun
atau tumbuh 18,8 pesen dari posisi sama
tahun sebelumnya yang sebesar Rp166 triliun. Sedangkan Dana Pihak Ketiga (DPK)
perseroan tumbuh 18,5 persen dari
Rp124,5 triliun pada kuartal III tahun 2015 menjadi Rp147,5 triliun di periode
yang sama tahun 2016.