Cara Sederhana Menyenangkan Atau Menyebalkan Penumpang Pesawat Saat Mengambil "Bagasi"
Rabu, 01 Agustus 2018, 11:34 WIB"Pernahkan kita berpikir, atau siapapun itu petugas di bandara, khususnya petugas ground handling terhadap "label" bagasi penumpang yang nampak sepele karena cuma "LABEL" selembar kertas memanjang yang ditempelkan di gagang tas atau koper atau paket lainnya yang dimasukan dalam bagasi. LABEL bagasi bisa jadi masalah, kalau ditempatkan sembarangan saat dimasukan dalam conveyor belt, terlebih sampai copot atau hilang. Ini sangat menyusahkan. Tapi bisa jadi LABEL menenangkan dan memudahkan bila di tempatkan pada posisi yang benar dan ini menjadi pelayanan lebih kepada penumoag bila di tempatkan pada posisi yang benar dan semestinya dimana para pemiliknya meunggu di samping conveyor ...... "
Bisnisnews.id - Menunggu dan mencari bagasi di conveyor belt. Berdiri, dengan memperhatikan tas, koper atau paket lainnya yang warna dan bentuknya serupa, kadang menyebalkan. Harus bolak-balik lihat label agar tidak salah bawa.
Baca Juga
"Label ...." identitas si pemilik barang, selembar kertas yang di selipkan di sisi tas, koper atau paket lainnya yang dimasukan dalam bagasi. Terlihat sepele, tapi hal sepele ini bisa menjadi pekerjaan tambahan yang kerap menyita waktu para penumoang oemilik bagasi karena harus bolak-balik koper atau barang bawaan yang warnanya serupa di conveyor belt.
Kenapa ini terjadi .... ? Karena pada umumnya, petugas ground handling yang menangani bagasi penumpang pesawat kurang memperhatikan label bagasi (karena dianggap sepele). Bagasi penumpang diletakan sembarangan tanpa memperhatikan posisi label dimana pemilik yang menunggu di samping conveyor belt dengan pandangan bola mata "jelalatan" takut kehilangan fokus.
Label kadang terletak di bawah koper atau sebaliknya ada di sebelah dari penumpang yang berdiri menunggu di sisi conveyor belt. Penumpang harus teliti dan bolak balik bagasi untuk melihat label dan memastikan barang atau koper itu miliknya agar tidak salah "comot".
Penempatan label bagasi "sepele" sesuai posisi penumpang berdiri di sisi conveyor belt, dalam dua hari ini memang sudah ada yang memulai. Hasil pantauan Bisnisnews, Bandaranya juga masih terbatas, yaitu bandara-bandara yang hanya disinggahi oleh pesawat yang menjadi mitra bisnis perusahaan ground handling (GH), PT Jasa Angkasa Semesta (JAS Airport Service).
Sebut saja seperti Bandara Internasonal Halim Perdanakusuma Jakarta, Bandara Intermasional Soekarno-Hatta Cengkareng, Bandara I Gusti Ngurah Rai Denpasar Bali, Djuanda Surabaya dan Kualanamu Deli Serdang Sumatera Utara. Informasi yang dterima dari petugas Ground Handling JAS, cara ini dilakukan pada 12 bandara.
Belum diketahui, apakah tertib menempatkan label ini permanen atau hanya bersifat sesaat, karena tahun ini Indonesia sedang menghadapi sejumlah kegiatan internasional. Salah satunya ialah pekan olah raga negara-negara di kawasan Asia atau Asian Games.
Harapan masyarakat sebagai penumpang, sikap disiplin petugas ground handling, berupa cara menempatkan label bagasi pesawat di coveyor belt di posisi yang paling strategis atau paling mudah dijangkau dan dilihat penumpang yang sedang menunggu bagasinya di sisi conveyor, harus benar-benar diperhatikan dan dilakukan. Tentu, disiplin ini harus dimulai dari pihak manajemen perusahaan Ground Handling, sehingga para petugas di lapangan mengikuti.
Cara mudah, sederhana dan kreatif ini memang sudah saatnya dilakukan. Citra positif akan menghiasi wajah bandara Indonesia di mata penumpangnya bukan hanya dari investasi trilunan rupiah tapi juga sikap kreatof dan jujur dalam melayani. Terlebih sekarang ini pemerintah sedang menggenjot kunjungan wisatawan manca negara (Wisman). Targetnya 20 juta wisman pada 2019.
Mari dihitung, waktu yang dihabiskan para wisman yang baru turun dari pesawat dan berapa lama harus menunggu bagasi ? Selama menunggu, apakah ada kenyamanan yang terganggu ?. Mereka rata-rata membawa bagasi, karena datang dari negara berbeda, bahkan beda menua dengan bawaan yang banyak. Salah menematkan label bagasi di conveyor belt, akan menambah waktu berdiri dan menunggu, karena harus bolak-bali bagasi "takut salah".
Kalau LABEL saja tidak dipehatikan dan masih dianggap sebagai sesuatu yang "sepele" bagaimana dengan masalah yang lebih besar. Satu negara dengan objek wisata yang menjadi destinasi, bukan sekadar keindahan alamnya, tapi juga kejujuran petugas, dimulai sejak para wisatawan itu masuk terminal penumpang, boarding hingga mengambil bagasi. Setelah itu, keramahan masyarakat sekitar dan jaminan keamanan. Semoga bisa .... (Syam S)