CMA-CGM Layani Pelayaran Langsung Tanjung Priok-LA Amerika
Minggu, 09 April 2017, 14:57 WIB
Bisnisnews.id-Rencana manajemen PT Pelabuhan Indonesia II (Pelindo II/IPC) menjadikan Tanjung Priok sebagai pelabuhan transhipment terbesar di kawasan Asean mulai terwujud, meyusul masuknya kapal milik pelayaran Compagnie Maritime d'Affretement-Compagnie Generali Maritime (CMA-CGM) Titus asal Perancis, hari ini (Minggu:9/4/2017). Kapal raksasa itu merapat ke dermaga 2 milik PT Jakarta International Countainer (JICT) Tanjung Priok.
Kapal kapasitas 8.500 TEUs ini rencananya akan melayani muatan secara reguler dengan frekuensi satu kali per Minggu, dengan rute pelayaran, Tajung Priok ke West Coast Los Angeles AS. Secara khusus, rute pelayaran baru ini akan diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo, pada hari Minggu 23 April 2017.
Baca Juga
KAMPANYE KESELAMATAN
Kecelakaan Berdampak Pada Perekonomian, Kebakaran dan Tenggelam Jadi Momok
ASA SHIPING DIALOGUE
Carmelita Mengingatkan Pentingnya Kolaborasi Untuk Keamanan Pelayaran Regional
GREEN SHIPPING
Ketua Umum INSA Jelaskan Energi Terbarukan Bagi Masa Depan Maritim Indonesia
Pihak manajemen IPC sendiri bejanji memberikan insentif khusus berupa pelayanan pekerjaan dan diskon tarif jasa untuk setiap kapal-kapal besar yang merapat pellabuhan Utama tanjung Priok.
Ini adalah kapal kargo pertama asal Perancis yang membuka pelayaran langsung dari Indonesia ke AS, dengan rata-rata muatan 1700 bok per minggu. Langka strategis pemerintah melalui BUMN ini, dilakukan untuk menarik kapal-kapal besar ke Indonesia, guna meningkatkan perdagangan antar negara.
Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia II, Elvyn G.Massaya mengatakan, jumlah muatan yang bisa dikirim melalui kapal itu akan terus meningkat dan hari ini adalah muatan pertama yang diujicoba, mengangkut kontainer ke pelabuhan wilayah Barat AS. "Pada pelayaran pekan depan, Minggu 23 April 2017, kapal ini akan dilepas secararesmioleh Bapak Presiden RI, Joko Widodo," jelasnya.
"Kalau soal insentif bagi pelayaran yang memasukan kapal bearnya ke Ranjung Priok, sudah pasti ada insentif dari manajemen. Artinya, semakin banyak barang yang dibawa, maki besar kapalnya, akan semakin murah biayanya," jelasnya.
Kata Elvyn, insentif dengan pola progresif yang diterapkan pada seluruh kegiatan bongkar muat ini, akan sangat menguntungkan ke-dua belah pihak. "Ya, ini akan saling menguntungkan, karena meang ada insenif," jelasnya.
Tanjung Priok, ungkap Elvyn, kini benar-benar dapat menjadi pelabuhan transshipment besar di kawasan Asia. "Hal ini juga membuktikan bahwa IPC yang telah melakukan banyak kemajuan baik dari sistem, fasilitas maupun infrastruktur, serta tarif pelayanan yang mampu berkompetisi dengan pelabuhan besar lainnya," tutur Elvyn.
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi yang hadir pada kegiatan ujicoba angkutan kapal CMA-CGM Titus berharap, kapal besar ini bukan saja dapat mmeningkatkan perdagangan antar negara tapi juga upaya mewujudkan efisiensi kargo.
Layanan pelayaran baru yang dibuka CMA-CGM diberi nama Java South East Asia Express Services/ Java SEA Express Services atau JAX Services. Jenis komoditi muat perdana untuk diangkut ke Amerika Serikat inni brupa 22 persen merupakan barang-barang hasil transhipment dari sejumlah pelabuhan domestik di Indonesia.
Aktivitas bongkar muat direncanakan selesai dalam waktu 24 jam dengan menggunakan empat unit Gantry Luffing Crane (GLC). Pelido II berharap kehadiran kapal raksasa ini dapat menjadi pemicu hadirnya kapal-kapal raksasa lainnya ke Tanjung Priok.
Soal efisiensi biaya, kata Menhub Budi, harus ada untuk merangsang masuknya kapal besar ke dalam negeri. Pemerintah KINI sedang mempelajari berapa angka yang selama ini dihitung satu per satuan.
Kalau jumlahnya besar dengan kapal besar, kata Menhub Budi, akan diberikan insentif. Ini adalah kewenagan Menteri Keuangan. "Kalau muatan 10 biaya 10, kalau 100 bisa 50, bukan 100. Jadi ada efisiensi lagi akan lakukan.
Rencana kedepan, kata Menhub Budi, akan benar-benar menjadikan Pelabuhan Tanjug Priok sebagai hub internasional. Yaitu dengan menjadikan intensifikasi transhipment direct call yang long distance. (Syam S)