Covid-19 Dan Dampaknya ke Arus Penumpang di Bandara AP II
Kamis, 12 Maret 2020, 06:40 WIBBisnisNews.id -- Direktur Utama PT Angkasa Pura II (AP II) Muhammad Awaluddin mengatakan penyebaran global virus Corona atau Covid-19 memang menghadirkan tantangan baru di Indonesia termasuk bandara yang dioperasikan AP II. Namun, dampaknya diharapkan berlum terlalu besar bagi kinerja AP II.
Selama ini, beberapa bandara PT Angkasa Pura II lebih banyak melayani penerbangan rute domestik dibandingkan dengan internasional.
“Rute domestik di bandara PT Angkasa Pura II mencapai 75%, sementara itu internasional hanya 25%," ungkap Muhammad Awaluddin saat mendampingin kunjungan Menteri BUMn Erick Thohir di Terminal 3 Bandara Soetta, kemarin.
Seperti kita ketahui, penyebaran global Corona ini lebih berdampak pada penerbangan internasional. Karena rute domestik kami jauh lebih banyak, maka dampak belum dirasa terlalu besar,” kata Awaluddin lagi.
Sepanjang Januari 2020 pergerakan penumpang di 19 bandara PT Angkasa Pura II tercatat 8,01 juta orang atau relatif stabil dibandingkan dengan Januari 2019 sebanyak 8,06 juta orang.
“Pada Februari 2020 jumlah penumpang naik 0,09% dibandingkan dengan Februari 2019 atau dari 7,012 juta penumpang menjadi 7,018 juta penumpang. Khusus di Maret 2020, kami perkirakan turun tipis 0,93% dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu,” jelas Muhammad Awaluddin.
Adapun pergerakan pesawat diperkirakan juga meningkat, di mana proyeksi pada Kuartal I/2020 bisa mencapai 203.064 pergerakan atau naik 9% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
“Maskapai nasional diperkirakan menyiapkan kapasitas lebih banyak untuk penerbangan domestik, sehingga jika permintaan penerbangan rute domestik mulai tumbuh maka kapasitas sudah tersedia,” jelas Muhammad Awaluddin.
Dari sisi kinerja keuangan, PT Angkasa Pura II semakin fokus dalam menggenjot bisnis nonaeronautika antara lain melalui optimalisasi anak usaha seperti PT Angkasa Pura Propertindo, PT Angkasa Pura Kargo, PT Angkasa Pura Solusi, PT Angkasa Pura Aviasi dan PT Gapura Angkasa.
Pengembangan bisnis nonaeronautika cukup penting agar perseroan tidak hanya bergantung pada bisnis aeronautika saja terlebih dengan adanya tantangan global penyebaran Corona ini.
"Secara spesifik, kami juga mengimplementasikan konsep adjacent business untuk menghasilkan pendapatan dari lini bisnis baru baik itu di aeronautika mau pun nonaeronautika guna mempertahankan kinerja keuangan,” jelas Muhammad Awaluddin.
Adjacent Business yang telah dijalankan pada tahun ini antara lain membangun bisnis bengkel pesawat (Maintenance, Repair & Overhaul/MRO), dan program strategic partnership Bandara Kualanamu.
PT Angkasa Pura II mengelola 19 bandara di Indonesia termasuk Soekarno-Hatta yang merupakan bandara terbesar dan tersibuk di Tanah Air. Jumlah pergerakan penumpang di Soekarno-Hatta sendiri setiap tahunnya mencapai sekitar 60-70 juta penumpang.(helmi)