Di Jayapura, Pesawat non-Komersil Wajib Pasang Transponder
Senin, 10 April 2017, 10:14 WIBBisnisnews.id-Pemerintah akan menertibkan pesawat-pesawat kecil yang biasa digunakan para misionaris di kawasan Papua dengan mewajibkan para pemilik memasang transponder di dalam pesawatnya.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Agus Santoso mengatakan, sampai saat ini masih cuku banyak pesawat-pesawat non komersial yang tidak dilengkapi peragkat navigasi. Akibatnya, pesasat itu sulit dideteksi bila terjadi kecelakaan atau ada masalah di perjalanan.
Perankat transponder yang harus dipasang pada pesawat itu bertujuan, agar mudah dideteksi pihak keamanan bandara atau pihak AirNav Indonesia.
"Kita tahu, bagaimana kondisi alam di kawasan papua dan sekitarnya, kecelakaan pun paling serng terjadi di kawasan itu. Kami kadang kesultan mendeteksi, karena pesawat-pesawat non komersial itu tidak dilengkapi alat deteksi radar," kata Agus.
Harga transponder di pasar duia cukup mahal, namun kata Agus, Indonesia telah memproduksi sendiri perangkat navigasi yang bisa dimanfaatkan untuk pesawat-pesawat kecil di pedalaman.
Automatic Dependent Surveillance Broadcast (ADS-B) milik PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI), kata Agus sudah bisa dipakai dan dimanfaatkan para pemilik pesawat. Artinya tidak perlu membeli transponder dengan harga mahal, produk PT INTI bisa digunakan.
ADS-B merupakan teknologi pengawasan untuk mengetahui lokasi pesawat terbang saat mengudara. Dioperasikan oleh petugas dari Air Traffic Control.
ADS-B ini adalah salah satu produk yang telah menda[atkan sertifikasi dari Drektorat Jenderal perhubungan Udara. kedepan Indonnesia bukan lagi negara pemakai tapi pembuat. Sebab selama ini aat navigasi Indonesia juga didatangkan dari Perancis, Rusia, dan sebagainya.
Perangkat buah tangan anak bangsa ini, menurut Agus Santoso telah terpasang di sejumlah wilayah di Indonesia. tercatat lebih dari 30 ADS-B. Produk ini dipasang karena dinilai cukup baik dan lolos uji sejak 2012.
Pesawat-pesawat yang ada di kawasan Jayapura, kata gus bisa memanfaatkan ini, harganya terjangkau dan jauh lebih murah ketimbang menggunakan produk dari luar. dari sisi kualitas tidak jauh berbeda bahkan kemampuannya lebih tinggi.
"Pesawatnya kita tertibkan, wajib pasang transponder agar mudah dideteksi. Bandaranya juga akan dibenahi karena banyak landasan trandisional yang hanya berlapis rumput, dan nanti kita kesana," jelasnya.
Diakui Dirjen Hubud, banyak pesawat non komersial bukan saja tidak dilengkapi alat navigasi tapi juga teratur. 'kecelakaan disana lebih tinggi dan sering terjadi," jelasnya.
Se[erti diketahui, banyak pesaat yang dioperasikan para misionaris terjebak cuaca buruk dan kemudian jatuh. kecelakaan itu baru diketahui beberapa jam atau hari kemudian setelah adanya laporan. "
"Tapi kalau sudah dilengkapi transponder, seperti ADS-B, kan mudah dideteksi dan fonrmasikan sitasi cuaca," jeasnya. (Syam S).