Dirjen Hubud Sikapi Kemelut Manajemen Garuda Vs APG dan Sekarga,
Selasa, 23 Januari 2018, 21:57 WIBBisnisnews.id - Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso mengingatkan para operator penerbangan agar menyelesaikan beragam masalah yang ada di internal perusahaan asal tidak berdampak negatif terhadap keselamatan, keamanan penerbangan, pelayanan pada penumpang dan pengguna jasa lainnya.
"Kami tidak mencampuri urusan manajemen internal maskapai penerbangan. Silahkan manajemen Garuda Indonesia melakukan konsolidasi internal untuk menyelesaikan masalah tersebut," ujar Dirjen Agus, Selasa, (23/1/2018) menyikapi pernyataan pengurus Asosiasi Pilot Garuda Indonesia (APG) dan Serikat Karyawan Garuda (Sekarga) terkait kinerja perseroan.
Namun demikian Agus mengingatkan dalam masa konsolidasi internal tersebut, manajemen Garuda harus tetap memperhatikan aspek keselamatan dan keamanan penerbangan serta pelayanan kepada penumpang sesuai aturan yang berlaku. Baik internasional dari annexes ICAO maupun nasional dari UU no 1 tahun 2009 tentang Penerbangan.
"Sebagai regulator penerbangan, kami akan melakukan bimbingan dan pengawasan sesuai koridor aturan-aturan penerbangan yang berlaku. Kami hanya akan memberikan penghargaan atau sanksi sesuai aturan-aturan tersebut. Hal-hal yang tidak diatur dalam aturan-aturan penerbangan, silahkan diselesaikan sendiri di internal perusahaan," jelas Agus lagi.
Seperti diketahui, maskapai penerbangan harus mempunyai Surat Izin Usaha Angkutan Udara (SIUAU) serta Air Operator Certificate (AOC) dari Ditjen Perhubungan Udara sesuai bisnis plan dari maskapai yang bersangkutan.
Ada sejumlah kewajiban dan hak yang harus dilakukan dan didapatkan oleh maskapai. Yaitu syarat kepemilikan dan penguasan pesawat, rencana bisnis, sumber daya manusia termasuk persyaratan competency dan sistim yang sesuai dan sebagainya.
Sedangkan hak yang diperoleh misalnya, hak mendapatkan dan menerbangi rute penerbangan yang diberikan oleh Ditjen Hubud selaku regulator penerbangan.
Selain itu, untuk bahan evaluasi, setiap tahun maskapai penerbangan juga wajib melaporkan laporan keuangannya yang sudah diperiksa oleh akuntan publik yang disetujui kepada Menteri Perhubungan.
Tomy Tampaty (tengah) berbincang serius bersama pengurus Sekarga dan APG, usai menyampaikan pernyataan sikap
TANGGAPAN GARUDA
Meyikapi kritikan APG dan Sekarga, Vice President Corporate Secretary Garuda Indonesia Hengki Heriandono menjelaskan, efisiensi menjadi komitmen yang saat ini dijalankan perusahaan dengan mempertimbangkan seluruh aspek.
Manajemen akan tetap mengedepankan aspek safety yang menjadi landasan utama komitmen 'Operational Excellence' yang dijalankan perusahaan.
Adapun mengenai usulan atas perubahan struktur jajaran manajemen perusahaan, Garuda Indonesia menyerahkan sepenuhnya hal tersebut kepada pemegang saham. Yaitu pemerintah, sesuai dengan mekanisme dan landasan hukum yang berlaku.
"Kami menyadari bahwa rekan-rekan pilot dan Sekarga tentunya memiliki komitmen dan kesadaran bersama atas keberlangsungan bisnis perusahaan untuk dapat terus berkembang kedepannya. Kami pastikan bahwa hal-hal yang dieskalasikan rekan-rekan pilot tersebut tentunya akan selalu menjadi perhatian perusahaan," kata Hengki dalam keteranngan tertulisnya.
Sejalan dengan upaya efisiensi yang dilaksanakan, lanjut Hegki, Garuda Indonesia telah melaksanakan renegosiasi kontrak pesawat bersama pihak manufaktur atau lessor, sehingga dapat menurunkan harga sewa pesawat hingga 25 persen. Selain itu, manajemen juga berupaya memaksimalkan potensi armada yang ada saat ini dengan melakukan utilisasi rute rute padat penumpang.
Selain itu, perusahaan menjalankan strategi pemasaran melalui penetrasi pasar digital dengan capaian transaksi digital di tahun 2017 senilai 186.5 Juta dolar AS atau meningkat 7.2 persen.
Mengenai sorotan kinerja keuangan, jelas Hengki, Garuda Indonesia berhasil menekan tren kerugian dari 1Q-2017 sebesar 99.1 juta dolar AS menjadi 38.9 dolar AS pada 2Q-2017. Pada periode 3Q-2017 berhasil membukukan laba operasi sebesar 61.9 juta dolar AS. Jumlah itu naik 216.1 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Terkait keterlambatan keterlambatan penerbangan yang sempat memicu kericuhan di bandara Internasional Soekarno-Hatta Desember 2017, Hengki menjelaskan, akibat force majeur erupsi Gunung Agung Bali, manajemen harus melakukan penyesuaian secara massive pada sistem penugasan crew & pesawat. Saat ini, lanjutnya, kondisi operasional perusahaan sudah berlangsung kondusif, bahkan capaian tingkat ketepatan waktu sempat menyentuh angka diatas 90 persen pada periode peak season akhir tahun.(Syam S)