Dirjen Migas dan Dirjen Minerba Butuh Sosok Profesional Yang Mampu Bermanuver di Saat Sulit
Minggu, 03 Mei 2020, 06:19 WIBBisnisNews.id -- Dirjen Minerba Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono baru saja memasuki masa pensiun pada 1 Mei 2020 yang lalu. Di sisi lain,Dirjen Migas Kementerian ESDM sampai sekarang sudah hampir setahun belum ada yang defenitif.
Menurut Direktur Executive Energy Watch Mamit Setiawan, Menteri ESDM Arifin Tasrif harus segera menunjuk pejabat baru. Jangan biarkan jabatan eselon I dan mempunyai peran strategis dana penerimaan nedara terlalu lama kosong.
”Ditengah kondisi saat ini, hampir semua sektor energy mengalami penurunan. Maka, dibutuhkan nahkoda dalam memimpin baik itu sektor mineral dan batubara maupun migas” ujar Mamit Setiawan kepada pers di Jakarta.
Menurut dia, ditengah terpuruknya komoditas energi baik itu harga minyak dunia maupun mineral dan batu bara, investor membutuhkan sandaran untuk mengadu dan berdiskusi agar bisa melewati masa sulit ini.”Dengan adanya orang tua dalam hal ini para Dirjen,mereka para K3S dan para investor batu bara setidaknya bisa menyampaikan keluhan dan meminta kepada pemerintah untuk mencari solusi terkait kendala yang mereka hadapi.”lanjut Mamit kembali.
Dia juga menyoroti posisi Dirjen Migas yang sudah kosong selama hampir 1 tahun.”Sangat tidak elok Menteri ESDM Arifin Tasrif membiarkan posisi Dirjen Migas kosong selama ini. Harus segera diputuskan Dirjen Migas yang definitif yang berani bermanuver ditengah anjloknya harga minyak saat ini. Dirjen Migas yang memikirkan security off supply."
"Kita harus belajar dari Amerika yang pernah mengalami black out. Masa negeri yang sebesar ini membiarkan posisi Dirjen Migas kosong cukup lama” ujar dia kembali.
Haruskah Migas dan Minerba Terus Terpuruk ?
Selain Dirjen Migas dan Dirjen Minerba, posisi yang saat ini kosong adalah Deputy Pengendalian Pengadan SKK Migas yang sudah kosong selama 2 bulan ini.” Posisi Deputy Pengendalian Pengadaan adalah posisi strategis yang harus diisi,karena posisi ini memegang peranan yang cukup penting dalam keberlangsungan operasi hulu migas di Indonesia. Jangan sampai ditengah terpuruknya industri Hulu migas kita terganggu karena ke kosongan ini.” tutup Mamit Setiawan.(hel/helmi)