Ditjen Hubud Pastikan Program Jembatan Udara di Papua dan Papua Barat Berjalan Baik
Senin, 16 Desember 2019, 05:06 WIBBisnisNews.id -- Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Hubud), Kemenhub terus melakukan monitoring memastikan program jembatan udara berjalan dengan lancar sesuai dengan Program Strategis Kementerian Perhubungan.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Polana B. Pramesti, menjelaskan bahwa program jembatan udara di Papua dan Papua Barat merupakan salah satu Prioritas Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. "Program jembatan udara merupakan Program Pemerintah untuk mewujudkan Konsep Indonesia Sentris", jelas Polana di Jakarta
Sebelumnya, Direktur Angkutan Udara, Maria Kristi Endah Murni, melakukan monitoring langsung pelaksanaan program subsidi kargo perintis di Bumi Cendrawasih, Papua, menjelaskan bahwa sinergi stakeholder merupakan hal yang sangat penting untuk menjalankan Program Jembatan Udara di wilayah Papua.
"Kami telah memantau program subsidi kargo di beberapa bandara di Papua. Hal ini guna memantau, mengevaluasi, dan mengkoordinasikan, dan yang paling penting mensinergikan peran seluruh stakeholder di lapangan, mulai dari bandar udara, kargo dan para pelaku usaha", jelas Kristi saat melakukan monitoring persiapan Nataru 2019/2020 serta monitoring pelaksanaan program jembatan udara di Papua, kemarin.
Dalam kunjungannya, Kristi juga mendatangi sejumlah bandar udara yang memiliki peran strategis dalam pendistribusian kargo subsidi di Papua, antara lain Bandar Udara Tanah Merah Boven Digoel, Bandar Udara Oksibil Pegunungan Bintang, dan Bandar Udara Timika. Selain memantau aktivitas di bandar udara, Kristi juga mendatangi gudang yang menjadi tempat penampungan barang kebutuhan pokok dan memastikan pelayanan subsidi berjalan dengan baik kepada seluruh masyarakat.
Kristi menerangkan, program Subsidi Kargo yang dicanangkan pemerintah, melalui Kementerian Perhubungan, berorientasi untuk menekan disparitas harga, khususnya bahan pokok di kota dan di distrik-distrik wilayah Papua.
"Melalui subsidi angkutan udara kargo perintis, pemerintah terus berupaya hadir, khususnya untuk melayani kebutuhan daerah-daerah yang secara geografis memang tidak dimungkinkan dijangkau oleh sarana transportasi di luar pesawat terbang di Papua", ungkap Kristi.
Pelayanan dan kerja keras setiap bandar udara, lanjut Kristi, menjadi kunci suksesnya program angkutan udara kargo perintis di Papua.
"Pelayanan dan kerja keras Bandara jadi kunci utama. Saya mengapresiasi kerja keras seluruh stakeholder di seluruh Bandar Udara yang telah berupaya untuk memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat dalam program Subsidi Angkutan Udara Kargo Perintis ini," ujar Kristi.
Sebagaimana diketahui, Subsidi Angkutan Udara Perintis Kargo dan Subsidi Angkutan Udara Penumpang merupakan Program Pemerintah, melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, guna mempermudah akses transportasi masyarakat di wilayah Terisolir, Terluar, Tertinggal dan Perbatasan (3TP).*nda/helmi