Dukung Destinasi Super Prioritas, AirNav Akan Investasi Rp2,2 Triliun
Jumat, 06 Desember 2019, 15:07 WIBBisnisNews.id -- Direktur Utama Perum AirNav Indonesia Novie Riyanto mengatakan fokus utama pada 2020 adalah penguatan sisi navigasi pada lima destinasi super prioritas pariwisata. Mereka sudah dicanangkan Presiden Jokowi dan diharapkan bisa mendongkrak kunjungan wisatawan mancanenegara (wisman) dan wisatawan nusantara (wisnus) ke Indonesia.
"Tahun depan, AirNas Indonesia investasi sebesar Rp2,2 triliun. Mereka akan kami dedikasikan untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam lima destinasi super prioritas dan Papua," kata Novie di Jakarta.
Dikatakan, kelima Destinasi Super Prioritas tersebut adalah Danau Toba di Sumatra Utara, Borobudur di Jawa Tengah, Mandalika di Nusa Tenggara Barat, Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur, dan Likupang di Sulawesi Utara.
Menurut Novie, ada beberapa bandara di Indonesia yang mendapat perhatian khusus dari AirNav Indonesia. "Mereka adalah Bandara Silangit, di kawasan Danau Toba, Sumatera Utara," katanya saat berbincang dengan awak media di Pressroom Kemenhub Jakarta.
Pengembangan infrastruktur navigasi salah satunya adalah pemasangan sistem pendaratan berbasis instrumen (instrument landing system/ILS).
Novie juga menuturkan adanya ILS membuat pendaratan pesawat menjadi lebih presisi dan akurat. Terlebih, Silangit memiliki kendala cuaca berkabut pada saat pagi, sehingga menyebabkan gangguan pada jarak pandang.
Menurut orang nomor satu di AirNav itu, ILS dapat menjamin pendaratan pesawat bisa dilakukan dalam jarak pandang antara 1.000 meter hingga 500 meter. Hal tersebut bisa dilakukan karena ILS terhubung langsung dengan satelit.
Novie menuturkan pengadaan satu unit ILS tidak membebani alokasi investasi. Nilainya sekitar Rp12--15 miliar per unitnya tergantung konfigurasinya.
Bandara Baru Yogyakarta
Untuk penambahan ILS, papar Novie, juga dilakukan pada Bandara Internasional Yogyakarta (Yogyakarta Internasional Airport/YIA). Bandara tersebut didesain untuk bisa didarati oleh pesawat jenis apapun.
Untuk meningkatkan kapasitas pergerakan pesawat, imbuhnya, AirNav akan menambah slot penerbangan di YIA menjadi 25 slot per jam dari kondisi saat ini hanya delapan slot per jam. Penambahan slot tersebut akan ditawarkan kepada maskapai yang berminat.
Kapasitas pergerakan pesawat maksimal di YIA mencapai hingga 40 slot per jam. Artinya, potensi bandara tersebut masih belum mencapai maksimalnya. Kendati demikian, penambahan slot penerbangan diakui tidak bisa dilakukan pada semua bandara lima destinasi super prioritas.
Contohnya, menurut Novie, Bandara Komodo di Labuan Bajo yang memiliki dimensi landas pacu (runway) terbatas.
Yang pasti, tambah Novie, untuk penambahan slot penerbangan di satu bandara tidak hanya ditentukan berdasarkan dimensi runway. Melainkan juga sisi udara yang lain seperti luas apron yang digunakan untuk parking stand pesawat.
"Jadi, operasional penerbangan itu tetap dipastikan safety, aman dan nyaman. Jika tidak memenuhi aspek safety, tak bisa dilakukan. Atau Perum AirNav tak akan merekomendasikan itu," tegas Novie.(nda/helmi)