Gangguan Di Dua Tambang Terbesar Dunia Ancam Pasokan Global
Rabu, 08 Februari 2017, 22:41 WIBBisnisnews.id - Gangguan di dua tambang tembaga terbesar di dunia dengan pemogokan dan isu-isu lainnya minggu ini, yang mengancam mengurangi pasokan global logam, telah mendorong harga kembali ke tingkat tertinggi untuk tahun ini sejauh ini.
BHP Billiton mengatakan akan menghentikan produksi di tambang Escondida, Cile, sesaat pemogokan dimulai pada hari Kamis. Freeport-McMoRan Inc memperingatkan akan mengurangi skala produksi di tambang Grasberg, Indonesia, di tengah pemogokan smelter dan isu-isu pembaharuan izin pertambangan.
Di Indonesia, pemogokan di smelter tembaga telah menambah kesengsaraan perusahaan tersebut. Freeport telah memperingatkan pekan lalu, terpaksa memangkas staf dan produksi di Grasberg jika tidak mendapatkan izin ekspor baru pada pertengahan Februari.
" Kami masih bernegosiasi dengan pemerintah sehingga kita dapat mengekspor lagi," kata juru bicara Freeport, Riza Pratama kepada Reuters.
Konsentrat ekspor dari tambang di Papua, Indonesia, dihentikan pada 12 Januari sebagai upaya pemerintah Indonesia menambah nilai dalam negeri.
Tiga bulan tembaga di London Metal Exchange naik lebih dari 2 persen selama perdagangan pada hari Rabu sebesar 5.925 per ton pada ancaman pasokan, analis mencatat mereka sudah mengharapkan pasokan menjadi lebih ketat tahun ini.
Standard Chartered memperkirakan bahwa lebih dari 5 ribu ton produksi tembaga akan hilang setiap hari, baik dari BHP dan Freeport, yang membatasi atau menghentikan output di tambang mereka.
Ancaman pemangkasan produksi juga mendorong tembaga di Shanghai Futures Exchange hampir 2 persen.
Bank Investasi Swiss, UBS, mengatakan pasokan tembaga yang ketat tahun ini dan dibarengi dengan gangguan, bisa mendorong harga logam menjadi 3 dollar per pon, atau lebih dari 6.6 ribu per ton, menjadikannya harga tertinggi untuk logam sejak November 2014.
Di Chile, serikat utama pekerja di Escondida mengatakan bahwa pemogokan yang dijadwalkan Kamis bisa menjadi berkepanjangan.
Standard Chartered mengatakan pemogokan 25 hari akan sama dengan output hilang 85 ribu ton, melebihi surplus global yang diperkirakan 80 ribu ton. (marloft)