Garuda Klaim, Pendapatan Perusahaan Tahun Ini Tembus 4,9 Miliar Dolar AS
Rabu, 24 Januari 2018, 11:22 WIBBisnisnews.id - Direktur Keuangan & Manajemen Resiko Garuda Indonesia Helmi Imam Satriyono mengatakan, program Sky Beyond 3.5 akan menjadi value-driven aviation group dengan pencapaian target value group sebesar 3.5 Miliar dolar AS pada 2020.
Strategi bisnis jangka panjang itu dilakukan bersama-sama dengan seluruh anak usahanya, seiring dengan komitmen strategi kinerja positif perusahaan, yang menargetkan capaian pendapatan perusahaan tahun ini sebesar 4.9 Miliar dolar AS.
Dalam pemaparannya, Selasa (23/1/2018) di Jakarta, Helmi menjelaskan, manajemen Garuda telah merumuskan lima strategic themes. Terdiri dari aspek Consolidate & Optimize Strategic Asset, World-class Customer Centricity Agile, Efficient, Digitized Broaden Revenue Beyond Care Partnership dan Create Portfolio Value
Program itu dilakukan terkait degan aksi korporasi perseroan melalui upaya peningkatan kapasitas produksi sebesar 13 persen - 15 persen yang ditunjang oleh upaya optimalisasi rute dan peningkatan kapasitas armada.
Peningkatan kapasitas produksi tersebut salah satunya juga dilakukan dengan meningkatkan utilitas pesawat yang pada tahun 2017 sebesar 9 jam 36 menit ditargetkan menjadi 10 jam 24 menit di tahun 2018.
Direktur Operasi Capt Triyanto Moeharsono yang turut hadir pada kesempatan tersebut mengatakan tahun ini maskapai akan meningkatkan level pelayanan yang salah satu indikator keberhasilan adalah on time performance (OTP) / tingkat ketepatan waktu yang ditargetkan mencapai 91% pada tahun 2018 ini.
"Kami juga aktif berkoordinasi dengan pihak Angkasa Pura maupun AirNav, untuk memastikan kelancaran operasional layanan penerbangan, khususnya untuk menunjang capaian OTP layanan penerbangan Garuda Indonesia yang lebih baik lagi." ujarnya.
Dalam tahun ini Garuda Indonesia juga berhasil menekan trend incident rate hingga 0,329 per 1000 flight jauh dibawah total batas maksimum incident rate sebesar 0,700.
BUMN itu juga akan maksimalisasi kinerja pendapatan perusahaan, di luar bisnis layanan penerbangan. Diantaranya, bisnis kargo maupun lini perusahaan lainnya seperti GMF AeroAsia dan Aerowisata. (Syam S)