Gerakan Tanam Singkong Sebagai Substitusi Padi Pasca Pandemi Covid-19
Rabu, 29 April 2020, 10:04 WIBBisnisNews.id -- Masa Tanggap Darurat Corona (Covid-19) atau di daerah disebut pagebluk tak menyurutkan orang-orang kratif untuk tetap berusaha dan produktif. Kebijakan work from home (WFH) atau kerja dari rumah tetap dipenuhi. Faktanya banyak ide yang muncul dan bisa direalisasikan.
Salah satunya, Siti Harsun, aktivis Qoryah Toyyibah di daerah Salatiga , Jawa Tengah. Wanita ini dikenal ulet dan gigih bahkan tak pernah kering ide untuk memberdayakan masyarakatnya khususnya kaum perempuan.
Harsun begitu biasa disapa, bersama kolehnya Ester Yusuf aktivis pertanian di Salatiga memulai gerakan menanam singkong sebagai substiusi pengganti beras sebagai bahan makanan pokok.
"Karena pagebluk yang akan terjadi setelahnya adalah rawan pangan. Kalau sampai beras langka, dan mahal harganya, maka perlu menciptakan substisusinya. Salah satunya singkong, yang mudah ditanam dan biayanya juga ringan," kata Harsun daam perbincangan dengan BisnisNews.id.
Gerakan menanam padi tetap jalan. Apalagi, nasi sudah menjadi makanan pokok utama penduduk Indonesia. Tapi, diversifikasi pangan lokal seperti singkong, jagung, sagu, ketela, dan lannya tak boleh dilupakan.
Mengantisipasi krisis pangan pasca pandemi Covid-19, maka semua alternatif perlu dilakukan. Salah satunya dengan gerakan menanam singkong ini.
Dikatakan Harsun, menanam singkong adalah bentuk kedaulatan atas pangan. Kini, kita perlu ikut tergerak untuk melakukan hal yang sama di lingkungan kita masing-masing.
"Cukup dengan menanam btang singkong, sudah menjadi cadangan pangan di masa depan. Sekitar enam bulan sudah bisa dipanen, dan dikonsumsi sebagai penganggti nasi," kilah aktivitas LSM yang juga alumni MAN I Surakarta itu.
"Terima kasih mbak Ester Jusuf dan Apin atas inspirasinya. Kita segera bergerak," sebut Harsun. lagi.
Kondisi alam Indonesia yang subur, dengan dua musim termasuk di pinggiran Kota Salatiga menjanjikan untuk menanam singkong dan bahan pangan lain. Dalam hitungan bulan, tanaman singkong siap dipanen hasilnya.
Kata Koes Ploes "Bukan lautan hanya kolam susu, Kail dan jalan cukup menghidupimu, Tiada badai tiada topan kau temui
Ikan dan udang menghampiri dirimu Bukan lautan hanya kolam susu
Kail dan jala cukup menghidupmu
Tiada badai tiada topan kau temui
Ikan dan udang menghampiri dirimu
Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkat kayu dan batu jadi tanaman
Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkah kayu dan batu jadi tanaman."
Sekarang, Kapan lagi ?
Ayo kita menanam singkong. Kalau bukan kita siapa lagi ? Kalau bukan sekarang, kapan lagi? Menanam singkong cukup di lahan sempit bahkan pekarangan kita. Gerakan ini merupakan bagian untuk memperkuat kedauatan pangan nasional.
"Kini , Apin tak sabar menanti 49.000 bibit singkong mentega Pak Tepe dari Rembang untuk segera ditanam dan memanennya," tegas Harsun.(helmi)