Hentikan Semburan Sumur YYA-1, Ini Biaya Yang Dikeluarkan PHE ONWJ
Selasa, 24 September 2019, 07:34 WIBBisnisNews.id -- Manajemen PT Pertamina Hulu Energi ONWJ berjuang keras untuk mengatasi kebocoran gas dan minyak dari sumur YYA-1, di Karawang, Jawa Barat. Tim PHE membuat sumur sumbatan (relief well) yang jaraknya 1,2 km dari sumur yang bocor. Biaya yang dikeluarkan untuk proses tersebut ditaksir mencapai 10 juta Dolar AS.
Namun, biaya tersebut konon lebih urah dibanding pengeboran sumur migas baru di laut Jawa lainnya. "Terkait biaya relief well itu sekitar 7,5 juta dolar AS sampai 10 juta? Dolar AS," kata Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H Samsu di Jakarta, kemarin.
Selain mengeluarkan biaya untuk membuat sumur sumbatan, anak usaha Pertamina tersebut juga mengeluarkan biaya lain untuk penanganan tumpahan minyak dan kompensasi yang diberikan ke masyarakat terdampak.
"Biaya yang dikeluarkan dalam penanggulangan ini, mulai dari peralatan 8.000 spill boom, pemasangan waring, pemasangan jaring di darat, kemudian biaya apresiasi kerja, ada biaya untuk logistik, kemudian tim membutuhkan deployment dari kapal, biaya relief well," paparnya.
Dhamawan belum bisa menyebutkan total biaya yang dibutuhkan untuk mendanai kegiatan tersebut sebab masih menunggu perhitungan pasti. Biaya yang dikeluarkan berasal dari kas internal PHE.
"Jadi biaya biaya ini kami hitung, biaya ini yang dibutuhkan untuk menahan akibat tumpahan minyak. Kami pastikan biaya ini full audited," tandasnya.
Biayanya Sangat Besar ?
Sementara, Dirut PHE Meidawati mengakui, pihaknya mengeluarkan biaya cukup besar untuk mengatasi dan menghentikan semburan minyak sumut YYA-1 itu. "Kalau nilai uangnya sangat banyak. Masih dihitung dan nanti akan diadit oleh BPKP, karena kita adalah bagian dari BUMN," singkat Atik, sapaan akrab dia.
Yang pasti, kondisi keuangan perusahaan PHE masih sehat dan dipastikan sanggup mengatasi masalah sumur YYA-1 ini sampai tuntas. "Kami meyakini, blok migas itu masih bisa dioperasikan tentunya dengan melakukan pengeboran yang baru," aku Atik.
Ketua Tim Penanganan Taufik Aditiyawarman menambahkan jumlah yang dikeluarkan untuk mengebor sumur relief well seenarnya lebih murah dari biasanya. "Untuk pengeboran sumur migas di aut Jawa rata-rata sampai 12 juta Dolar AS. Jika kita bersyukur, bisa bekerja lebih efisien," katanya menjawab BisnisNews.id.
Sementara, untuk mengatasi dampak semburan minyak ini ada puluhan kapal serta ribuan pekerja dan relawan yang dikerahkan PHE ONWJ. Mereka bekerja siang malam untuk menangkap tumpahan minyak di perairan serta mengumpulkan wilayah pantai dari tumpahan minyak mentah tersebut.
Dan harus diakui, tugas PHE ONWJ belum selesai dengan mengentikan semburan migas dari sumur YYA-1 saja. Setelahh berhenti, perusahaan masih harus menyelesaikan dampak sosial, ekonomi dan lingkungan yang ditimbulkan karena semburan minyak kemarin. "Dan pihak PHE komit akan melakukan kewajibannya itu untuk jangka menengah dan jangka panjang," jelas Taufik.
Seperti diketahui, papar dia, untuk kompensasi orban terdampak minyak di Kab Karawang dilaporkan baru 30% dari warga yang terverifikasi. Sementara, dana yang dikeluarkan sudah sampai Rp18 miliar lebih. Sementara, korban yang terdampak semburan minyak ada di beberapa kapubaten, seperi Kab Bekasi, Kab Kepulauan Seribu, Jakarta, Kab Tangerang bahkan sampai Cilegon, Banten.
Menurut saah satu Direktur PHE itu, pihaknya akan menenuhi kewajibannya kepada warga dan Pemerintah sesuai aturan UU yang berlaku. semua warga yang terdampak juga akan diberikan kompensasi sesuai hasil erifikasi tim dari IPB bersama tim gabungan.
Yang pasti, Taufik menambahkan, fokus PHE ONWJ adalah menutup semburan minyak dari sumut YYA-1 secara permanen. Selanjutnya akan dioperasikan melalui sumur yang lain. "Meski tidak menutup kemungkinan dioperasikan melalui sumur relief well. Semua akan dikaji oleh tim teknis, dan sangat mungkin untuk menggunur sumur baru itu," tegas Taufik.(helmi)