Hindari Kekurangan, Pertamina Butuh Investasi 70-80 Miliar Dollar
Rabu, 08 Februari 2017, 23:18 WIBBisnisnew.id - Pemerintah perlu berinvestasi 70-80 miliar dollar untuk infrastruktur gas sampai 2030 guna menghindari potensi kekurangan gas. Hal ini dikarenakan pertumbuhan konsumsi domestik yang melebihi pasokan.
Menurut Pertamina, perluasan ekonomi dan pertumbuhan kelas menengah 4-5% per tahun adalah pendorong utama konsumsi energi.
Gas alam menyumbang sekitar 15% dari kebutuhan energi negara, dan pertumbuhannya didukung oleh meningkatnya permintaan dari sektor listrik, kilang, pupuk dan transportasi.
" Pemerintah butuh investasi baru untuk mengeksplorasi dan mengembangkan sumber daya gas dan membangun infrastruktur gas," kata Yenni Andayani, Ketua Gas Indonesia, sekaligus(acting) Dirut Pertamina.
" Investasi infrastruktur Gas memerlukan koordinasi dengan semua pemangku kepentingan, insentif, harga yang kompetitif dan iklim investasi dalam negeri yang baik," katanya saat membuka Konferensi Gas Internasional Indonesia dan Pameran 2017.
Indonesia adalah pemasok LNG utama dengan Bontang, Tangguh dan Donggi Senoro yang telah menghasilkan total 18.830.000 mt LNG pada tahun 2016, naik 4,3% dari produksi pada tahun 2015 dengan total 8,05 juta mt, menurut Platts Analytics.
Dari jumlah tersebut, 3.016.000 mt disampaikan ke salah satu dari tiga terminal impor Indonesia yang memasok penduduk di Jawa dan Sumatera. Jumlah ini naik lebih dari 30% dari 2.281.000 mt yang diterima pada tahun 2015.
Pemerintah yang belum mengimpor LNG dari pasar internasional, akan mengimpor 1,52 juta mt / tahun di 2019, sebagai bagian dari kontrak 20 tahun antara Pertamina dan Cheniere Energy di Houston.
Produksi gas diperkirakan akan meningkat menjadi 9,35 milyar kaki kubik / d selama beberapa tahun ke depan, namun pertumbuhan permintaan diperkirakan akan melebihi pasokan yang ada. (marloft)