Impor Minyak Sangat Dibatasi, PBB Lumpuhkan Korut
Sabtu, 23 Desember 2017, 08:48 WIBBisnisnews.id - Dengan dukungan China, Dewan Keamanan PBB pada hari Jumat 22 Desember memberikan sanksi baru terhadap Korea Utara dengan membatasi pasokan minyak.
Dewan tersebut dengan suara bulat mengadopsi resolusi yang dirancang AS yang juga memerintahkan pemulangan pekerja Korea Utara di luar negeri.
Ini adalah tiga rakit sanksi yang dikenakan pada Pyongyang tahun ini.
Presiden AS Donald Trump pada hari Jumat memuji langkah tersebut, mengatakan bahwa masyarakat internasional mendorong perdamaian dengan rezim yang terisolasi tersebut.
"Dewan Keamanan PBB memilih 15-0 untuk mendukung sanksi tambahan terhadap Korea Utara. Dunia menginginkan Damai, bukan Kematian!" Trump men-tweet.
Resolusi tersebut melarang pasokan hampir 75 persen produk minyak sulingan ke Korea Utara, menekan pengiriman minyak mentah dan memerintahkan semua warga negara Korea Utara yang bekerja di luar negeri untuk dipulangkan pada akhir tahun 2019.
Amerika Serikat mengajukan draf teks pada hari Kamis (21/12) setelah perundingan dengan China, sekutu Pyongyang dan pemasok minyak utama.
Menggambarkan Korea Utara sebagai contoh paling tragis dari kejahatan di dunia modern, Duta Besar AS Nikki Haley mengatakan bahwa sanksi baru tersebut merupakan cerminan. kemarahan internasional atas tindakan rezim Kim tersebut.
Resolusi tersebut mengirim pesan kepada Pyongyang bahwa pembangkangan lebih lanjut akan mengundang hukuman dan isolasi lebih lanjut," katanya dikutip dari AFP.
Pasokan minyak mentah ditutup pada empat juta barel per tahun dan 500.000 barel produk minyak olahan, termasuk solar dan minyak tanah, ditetapkan untuk tahun depan, yang mana turun dari 2 juta barel dalam resolusi sebelumnya.
Jika Korea Utara melakukan uji coba nuklir atau ICBM lainnya, maka Dewan Keamanan akan mengambil tindakan untuk membatasi lebih lanjut ekspor minyak bumi, kata resolusi tersebut.
Untuk mencegah Korea Utara menghindari sanksi, semua negara diberi wewenang untuk merebut, memeriksa dan menyita kapal yang diduga membawa muatan ilegal ke dan dari Korea Utara. (Marloft)