Infrastruktur Kurang Memadai, AirAsia Indonesia Berharap Ada Terminal Khusus LCC
Jumat, 01 Juni 2018, 06:11 WIBBisnisnews. id - Maskapai AirAsia Indonesia menilai, masalah krusial yang dihadapi transportasi penerbangan sipil di Indonesia sekarang ini bukan pada pengadaan pesawat, tapi infrastruktur yang kurang memadai.
Seperti kapasitas terminal, appron, landasan pacu (run way) dan fasilitas pendukung lainnya, termasuk didalamnya garbarata. Kondisi ini bukan saja terjadi di Bandara Internasional Soekarno-Hatta tapi juga bandara lain yang berada di kota-kota besar di Indonesia.
Direktur Utama PT AirAsia Indonesia Tbk, Dendy Kurniawan mengatakan, sekarang ini jangan ditanya jumlah armada yang dimiliki maskapai, tapi berapa besar kapasitas bandara mampu menampung pesawat yang take off dan landing.
Baca Juga
Kendati diakui, sekarang ini PT Angkasa I dan II tengah mengembangkan kapasitas bandara, dengan membangun terminal baru, perluasan terminal, perluasan appron dan penambahan landasan pacu (runway). Namun dia berharap, pengembangan itu disesuaikan pada kebutuhan yang ada di masa depan.
"Sekarang jangan ditanya berapa maskapai memiliki pesawat tapi berapa kapasitas tersedia di bandara. Kalau kami terus mengadakan pesawat baru, mau parkir dimana ? " kata Dandy, Kamis (31/5/2018) malam pada awak media usai acara berbuka puasa bersama di Jakarta.
Terminal LCC
Penyesuaian pengembangan terminal baru di bandara, tuturnya, juga harus melihat pada kebutuhan pasar. Di Indonesia, penumpang pesawat udara umumnya memburu tiket berbiaya hemat, tapi terminal penumpang yang khusus melayani 'low cost carrier'atau LCC tidak tersedia.
"Kami si berharap, rencana pembangunan terminal 4, diperuntukan untuk LCC. Selain itu ada peluang bagi maskapai, seperti AirAsia Indonesia ikut andil dalam pembangunan terminal," kata Dandy.
Berapa besar investasi yang akan disiapkan, kata Dandy, nanti menunggu penawaran dari pihak PT Angkasa Pura II. " Kalau dibukan penawaran kita masuk," jelasnya.
Terminal khusus LCC sangat di butuhkan, karena Jakarta belum memilikinya. "Kalau terminal 4 yang akan dibangun itu khusus untuk melayani LCC, sangat bagus," kata Dandy.
Sebelumnya dia juga berharap, ketika ada pemindahan pelayanan maskapai dari terminal 2 ke terminal 3 ultimate, terminal 2 akan direvitalisasi menjadi terminal khusus LCC. "Tapi kalau ada pilihan terminal 2 atau terminal 4 yang dikhususkan untuk LCC, tentu kami memilih terminal 4," harapnya.
Pertumbuhan jumlah penumpang angkutan udara setiap tahun terus meningkat, karena itu sangat perlu disiapkan terminal LCC. Terminal yang ada di Bandara Soekarno-Hatta, maupun bandara lainnya adalah full service. Padahal, terminal LCC itu, konsepnya lebih hemat, terminalnya lebih terbuka, megurangi energi listrik, sehingga lebih memanfaatkan penerangan dari luar yang lebih hemat.
Namun yang ada sekarang ini, pelayanan maskapainya LCC namun terminalnya full service, sehingga penumpang tetap dibebani tarif pelayanan jasa penumpang udara (PJP2U) atau passengger service charge (PSC) lebih tinggi atau sama dengan layanan full service. Dia mencontohkan seperti di termnal 3 ultimate bandara innternasional Soekarno-Hatta. (Syam S)